Bola JabbaE, rumah tua saksi bisu pembantaian pemuda pejuang di Palampang Bulukumba

- 23 Oktober 2022, 09:51 WIB
Bola Jabbae, rumah saksi sejarah pembantaian pemuda pejuang yang dilakukan tentara Belanda di Palampang. Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Bola Jabbae, rumah saksi sejarah pembantaian pemuda pejuang yang dilakukan tentara Belanda di Palampang. Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. /WartaBulukumba.com/Alfian Nawawi

Bola JabbaE dalam bahasa Bugis berarti “Rumah Sangkar Burung”, sebab bentuknya yang sengaja didesain menyerupai sangkar burung.

Tiang-tiangnya pendek tapi tampak begitu kokoh menopang rumah tua itu yang bilah-bilah papan dan lantainya juga terbuat dari jenis kayu pilihan. Kayu-kayu tersebut didatangkan dari tengah hutan belantara di Desa Anrang.

Puang Rosmani menuturkan, ayahnya yang mendatangkan kayu-kayu tersebut dari hutan Desa Anrang dengan diangkut menggunakan beberapa ekor kerbau.

Bola JabbaE adalah rumah milik Karaeng Haji Colle, suami dari Karaeng Data. Puang Kanna, ayah Puang Mani adalah saudara sepupu Karaeng Data. Karaeng Haji Colle adalah salah seorang tokoh masyarakat setempat pada masa itu.

Puang Rosmani menyebutkan, rumah tua yang juga rumah kenangan masa kecilnya itu dibangun pada sekitar tahun 1930-an.

Sebuah masa ketika Pemerintah Hindia Belanda atau Vereeniging Oost Indies Compagnie (VOC) masih menjajah Indonesia.

Pada masa Perang Dunia I, Belanda dan negara-negara sekutunya dikalahkan Jepang. Seluruh wilayah jajahan Belanda termasuk Indonesia juga jatuh ke tangan Jepang. Jepang atau juga dikenal dengan Dai Nippon atau “saudara tua” menjajah Indonesia selama 3,5 tahun.

Kemudian pada Perang Dunia II, Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu setelah bom atom meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Belanda kemudian ingin menjajah kembali Indonesia. Belanda melakukan agresi militer secara sebesar-besaran.

Hampir seluruh pelosok nusantara dikuasai pasukan Belanda, termasuk Sulawesi Selatan. Pada saat itulah Bola JabbaE dijadikan markas oleh satu kompi pasukan tentara Belanda di Palampang pada sekitar tahun 1946-1949.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x