Tangan mereka masing-masing diikat ke belakang punggung dengan rantai besi.
Seorang anak perempuan berwajah lugu berusia sembilan tahun berdiri tidak jauh dari barisan serdadu Belanda yang akan melakukan eksekusi.
Bocah perempuan itu tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi saksi hidup peristiwa tersebut.
“Dorrr!! Dorr! Dorrrr!”
Tiba-tiba terdengar letusan keras membahana memenuhi udara dari senjata api milik para serdadu Belanda.
Baca Juga: Inilah salah satu momen Andi Sukri Sappewali bersama Bupati Bulukumba Andi Utta
Hampir secara bersamaan, puluhan pemuda pejuang itu tersungkur ke tanah bersimbah darah. Mereka gugur seketika di pagi itu.
Mereka bergelimpangan di tanah dengan lubang peluru menganga di dada dan jidat mereka.
Para pemuda pejuang itu menjalani eksekusi tembak mati yang dilakukan oleh serdadu penjajah Belanda di halaman rumah Bola JabbaE.