Masjid tua bersejarah di Bulukumba ini ternyata didirikan oleh keturunan Raja Bone ke 16

3 Mei 2022, 20:25 WIB
Masjid Taqwa Ponre di Bulukumba /Dok. ANDI MUH. NASRULLAH

WartaBulukumba - Masjid Taqwa Ponre adalah sebuah masjid tua bersejarah di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang berdiri teguh sejak abad-abad lalu.

Masjid Taqwa Ponre Bulukumba telah jauh melintasi zaman, merekatkan sejarah, terkhusus semburat cahaya Islam di daerah yang dewasa ini disebut Ponre.

Ponre saat ini merupakan bagian Kelurahan Matekko di Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Baca Juga: Cara Wija Karaeng Tunruang Daeng Makkelo Arung Bulukumba Toa merawat sejarah

Kawasan Ponre pada masa lalu, sekitar abad 17-19 masehi dikenal dengan Lebbaq Pongko.

Kata Lebbaq Pongko dalam bahasa Bugis artinya punggung lebar. Disebut demikian lantaran pada masa itu membajak sawah lazim dilakukan oleh manusia sehingga para petani memiliki punggung yang lebar akibat kerja keras membajak sawah.

Pada awal abad 20, seorang ulama yang dikenal dengan Haji Kantoro datang mengembangkan agama Islam di wilayah tersebut.

Baca Juga: Batu Pallantikang, tujuh batu bersejarah di 'Bulukumpa Toa' Kabupaten Bulukumba

H. Muhammad Yahya (Haji Kantoro), pendiri Masjid Taqwa Ponre di Bulukumba. Dok. Keluarga Besar H. Muhammad Yahya

Nama asli Haji Kantoro adalah Haji Muhammad Yahya. Ulama ini merupakan keturunan Raja Bone ke 16.

Raja atau Arung Bone ke 16 bernama La Patau Matanna Tikka yang digelar Matinroe ri Nagauleng.

Dalam Lontaraq Akkarungeng ri Bone disebutkan bahwa Arung Palakka sebelum wafat  telah mewariskan takhta Bone kepada kemenakannya, La Patau Matanna Tikka, putra pasangan La Pakkoko Arung Timurung dengan We Mappolobombang Maddanreng Palakka.

Pewarisan takhta itu dipersaksikan kepada seluruh orang Bone, Hadat Bone dan Lili Passeyajingeng Bone. 

Silsilah La Patau Matanna Tikka hingga Haji Kantoro (muhamad Yahya)/Dok. Keluarga Besar Muhammad Yahya

Haji Muhammad Yahya digelar Haji Kantoro karena dikenal sebagai orang yang dipercayakan oleh pemerintah saat itu untuk mengurus administrasi kependudukan masyarakat setempat.

Kata 'kantoro' dalam bahasa Bugis menunjukkan makna "urusan administrasi' atau 'urusan kantor'.

Haji Kantoro juga dikenal sebagai katte, yang di zaman sekarang serupa Kepala KUA. Namun orang yang menjadi katte pada masa itu juga mengurus masjid dan semua hal yang berkaitan urusan keagamaan di tengah masyarakat, seperti mengajari ilmu agama.

Kisah Unik di balik Pembangunan Masjid Taqwa Ponre

Muhammad Yahya adalah pendiri Masjid Taqwa Ponre yang proses pembangunannya dilakukan pada sekitar tahun 1912-1914.

Dengan bantuan penduduk setempat secara gotong royong, Masjid Taqwa Ponre akhirnya berhasil berdiri dan menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Kabupaten Bulukumba.

Ada sebuah kisah unik di balik pembangunan Masjid Taqwa Ponre.

Dalam wawancara salah satu anak keturunan Muhammad Yahya bernama Ahmad Rayyan, tersibak cerita menarik di awal mula pembangunan Masjid Taqwa Ponre.

Suatu hari, tetiba ada sebatang kayu besar yang hanyut di laut dan terdampar di pesisir pantai Ponre.

Yang aneh pada kayu tersebut, selalu saja kayu itu kembali ke pantai setelah dihempas ombak ke tengah lautan

Di tengah penduduk setempat mulai muncul hal-hal klenik dan mistis akibat keanehan kayu tersebut. Para penduduk bahkan tidak ada yang berani menyentuh dan mengambilnya.

Muhammad Yahya mendengar ihwal kayu aneh tersebut. Dengan tujuan untuk membersihkan hal-hal klenik di kalangan penduduk, lagipula dia saat itu sedang membutuhkan kayu untuk bahan utama masjid, maka Muhammad Yahya meminta penduduk untuk mengambil kayu tersebut.

"Kayu itu kemudian dijadikan sebagai bahan utama Masjid Taqwa Ponre di awal pembangunannya," tutur Ahmad Rayyan kepada WartaBulukumba.com pada Selasa, 3 Mei 2022.

Kayu tersebut tidak digergaji seperti sekarang. Penduduk pada saat itu mengebor kayu tersebut lalu membelahnya dengan menggunakan kampak.

Dewasa ini, bahan utama yang berasal dari 'kayu aneh' tersebut masih ada. Bagian lainnya yang juga masih ada sampai saat ini yakni puncak kubah masjid yang terbuat dari bahan kayu. 

Pahlawan Nasional Andi Sultan Daeng Radja dan Masjid Taqwa Ponre

Masjid Taqwa Ponre dalam sejarahnya juga dikenal memiliki hubungan khusus dengan tokoh kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional dari Bulukumba, Haji Andi Sultan Daeng Radja

Haji Andi Sultan Daeng Radja lahir pada 20 Mei 1894. Semasa muda Haji Andi Sultan Daeng Radja dikenal taat beribadah dan aktif dalam kegiatan Muhammadiyah. Salah satu pusat kegiatan Muhammadiyah adalah Masjid Taqwa Ponre. 

Haji Andi Sultan Daeng Radja juga rutin beribadah di Masjid Taqwa Ponre.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di OSVIA pada tahun 1913, Andi Sultan Daeng Radja masih berusia 20 tahun saat diangkat menjadi juru tulis kantor pemerintahan Onder Afdeling Makassar.

Beberapa bulan kemudian, dia diangkat menjadi calon jaksa dan diperbantukan di Inl of Justitie Makassar. Tanggal 7 Januari 1915 diangkat menjadi Eurp Klerk pada Kantor Asisten Residen Bone di Pompanua.

Perjuangan Andi Sultan Daeng Radja dalam melawan penjajahan di Indonesia, akhirnya mendapat penghargaan tinggi dari Pemerintah Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006 tertanggal 3 November 2006, Presiden SBY menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Andi Sultan Daeng Radja, di Istana Negara pada tanggal 9 November 2006.

Andi Sultan Daeng Radja wafat pada 17 Mei 1963. Atas permintaan Andi Sultan Daeng Radja semasa hidupnya, Beliau kemudian dimakamkan di depan Masjid Taqwa Ponre Bulukumba.***

 

 

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler