Rey, kamu di mana? Orang-orang penuh cinta di Bulukumba Sulsel sedang mencarimu

- 27 April 2022, 21:57 WIB
Rey, anak penyandang disabilitas mental di Bulukumba yang belum ketahuan rimbanya sampai saat ini.
Rey, anak penyandang disabilitas mental di Bulukumba yang belum ketahuan rimbanya sampai saat ini. /Dok. Relawan Sosial Mandiri Bulukumba
 
WartaBulukumba - Rey berada di Bulukumba atau di luar Bulukumba, Sulsel? Tak ada yang tahu.
 
Rey sering berjalan tanpa alas kaki dan berkelana sangat jauh. Entah di mana Rey saat ini. Hingga artikel ini dimuat Rey si anak hilang yang menderita atrofi otak belum ketahuan rimbanya.
 
"Rey, kamu dimana?" Pertanyaan itu adalah judul dari narasi yang diposting di media sosial oleh Andi Soraya Widyasari, salah satu dari Relawan Sosial Mandiri di Bulukumba, Sulsel.
 
 
Siapakah Rey? Andi Soraya Widyasari mengungkapkan bahwa sang anak hilang ini adalah seorang disabilitas mental yang sering bepergian.
 
"Walau sudah dikembalikan ke keluarganya, ada-ada saja cara dia untuk lolos, keluar berjalan, tanpa alas kaki, entah kekuatanmu dari mana Rey, kakimu berjalan bahkan sampai ke ujung timur Bulukumba," tulisnya dalam sebuah posting online yang dilihat WartaBulukumba.com pada Kamis, 27 April 2022.
 
"Rey butuh perawatan dan perlindungan yang baik. Rey butuh kasih sayang. Entah kemana lagi kakinya melangkah mencari apa yang dia inginkan.
Rey bukan seorang ODGJ!!!" tuturnya.
 
Legislator PKB Bulukumba ini menguraikan bahwa hasil pemeriksaan medis menunjukkan Rey mengalami pengecilan otak atau atrofi otak, kondisi rusak atau hilangnya sel otak dan sambungan antar sel otak secara berkelanjutan.
 
 
Hilangnya sel dan jaringan neuron otak menyebabkan ukuran otak menciut, sehingga lebih kecil daripada ukuran aslinya. Hal ini yang menyebabkan dia nampak seperti orang yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik seperti orang pada umumnya.
 
"Kami mengkategorikannya sebagai seorang penyandang disabilitas," jelasnya.
 
Lalu Andi Soraya Widyasari menuturkan pengalaman pertemuan pertamanya dengan Rey.
 
 
"Rey seorang anak yang spesial menurut saya. Pertemuan pertama saya dengan Rey, saat ditemukan di belakang rumah saya, kondisi sudah gemetaran karena lapar, masyarakat yang menemukannya mengira Dia ODGJ dan memiliki penyakit ayan atau epilepsi."
 
"Namun saat saya datang mendekat, tidak ada sama sekali rasa takut untuk menyentuhnya, mengajaknya berbicara, bahkan saya sendiri menyuapinya makan, mengelap liurnya, melap ingusnya, bahkan sesekali dia memandangi saya, saya melihatnya penuh iba, tatapannya bermakna, mungkin dia tidak mampu mengucapkan, tapi dari tatapannya nampak dia mengungkapkan rasa terima kasihnya."
 
"Saya melihat Rey seperti sosok anak yang mencari perhatian. Dia merespon dengan baik walau perlu kepekaan yang baik dalam menanggapi responnya, menurut saya kondisinya cukup baik untuk seorang disabilitas mental, namun Rey perlu penanganan khusus sebelum terlambat."
 
 
"Kondisi Rey dan orang tuanya memang sangat memprihatinkan. Info lainnya, ayah Rey juga tidak jauh berbeda kondisinya dari Rey, bahkan beliau sudah sakit sejak lama, tidak ada yang bisa mengawasinya selalu, sehingga Rey sering kabur dari kamarnya, akhirnya Rey dititpkan di rumah tantenya, dirawat oleh neneknya. Dari pertemuan terakhir saya dengan keluarga yang merawat Rey, saya menilai bahwa pihak keluarga terlihat sangat terbebani dengan kondisi Rey."
 
"Wajar jika ini dirasakan keluarga Rey. Mungkin melelahkan, Bahkan mungkin juga orang-orang disekitarnya sudah merasa abai sehingga nampak seperti kurang adanya kepedulian dengan Rey."
 
"Semoga saja penilaian saya ini salah, jika saya salah mohon dimaafkan.
Memang tidak mudah merawat anak dengan kondisi seperti Rey."
 
 
"Memang sebaiknya, diserahkan kepada pemerintah agar dapat membantu pihak keluarga merawat Rey jika memang dirasa pihak keluarga dan orang sekitar tidak ada yang mampu merawatnya. Agar Rey mendapatkan perawatan khusus dari pemerintah.
Kasihan jika sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saat ini, Rey yang pergi dari rumahnya, terlihat tidak terurus, bahkan masyarakat tidak jarang menyebutnya ODGJ dari tampilan dan cara dia yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik."
 
Mengapa Rey Harus Segera Ditemukan?
 
Andi Soraya Widyasari mengungkapkan, Rey membutuhkan perhatian dan perawatan yang khusus.
 
Hal ini harus dilakukan karena Pemerintah Kabupaten Bulukumba saat ini belum memiliki Rumah Singgah dan SDM yang mumpuni dalam menangani kasus-kasus seperti Rey.
 
 
Andi Soraya Widyasari berharap fasilitas itu segera dimiliki Pemerintah Kabupaten Bulukumba.
 
"Rey sudah pernah ditangani oleh Rehsos Dinsos, dirawat selama kurang lebih satu bulan, namun sayang karena fasilitas dan SDM yang kurang sehingga pihak rehsos mengembalikan Rey ke keluarganya dengan memberikan edukasi kepada keluarga terkait perawatan yang harus diberikan, namun lagi-lagi Rey berhasil berjalan jauh ke ujung timur Bulukumba," ungkapnya.
 
"Sudah banyak kasus yang harusnya menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten dalam pengadaan Rumah Singgah yang memadai dan memiliki tenaga medis dan non medis yang telah terlatih dengan baik. Untuk kasus ODGJ pun, pemerintah belum siap baik sarana prasana perawatan maupun tenaga yang mumpuni, ujung-ujungnya harus dirujuk ke provinsi kembali," imbuhnya.
 
Rey, kamu di mana? Rey, orang-orang baik dan penuh cinta di Bulukumba sedang sibuk mencarimu.
 
Sesiapa pun yang menemukan atau melihat Rey, Anda bisa berkabar ke nomor WhatsApp ini: 62 852-4249-6423.***
 
 
 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x