Membersamai kegiatan deklarasi, Padepokan Al-Hikmah juga menggelar pameran galeri benda pusaka tunggal Lontara’na Sulewatang Mattapompang, pentas tari dan monolog.
"Ini untuk memperkuat lokalitas tradisi panre bessi (pembuat benda pusaka), serta menumbuhkan kecintaan pada benda pusaka seperti keris, badik dan parang (sudang alameng)," ungkap Andi Mulyadi.
Baca Juga: Selain Bone dan Sinjai, Bulukumba juga menjadi incaran pengembangan sawit
Andi Mulyadi juga mengungkapkan, dewasa ini perbincangan terkait ilmu pengobatan alternatif dan dunia spiritual mengalami transisi serta ter-perbaharui.
Andi Mulyadi yang akrab disapa Ki Adipati Sulewatang yang juga menjabat ketua DPD Sulawesi Selatan dan PERTAPA ini mempertegas bahwa Padepokan Al-Hikmah merupakan padepokan yang pertama di wilayahSulawesi Selatan yang memiliki legalitas hukum.
"Sejalan dengan itu untuk memutus mata rantai menjamurnya praktik pengobatan yang tidak memiliki legalitas hukum yang merusak citra pengobatan alternatif," bebernya.
Baca Juga: Perempuan inspiratif ini bawa Srikandi Pemuda Pancasila membumi di Bulukumba
Saat ditanya ihwal langkah ke depan, Andi Mulyadi menjelaskan bahwa Padepokan Al-Hikmah hadir dengan harapan mengedukasi dan memberi bantuan pengobatan alternatif berbentuk pengobatan medis pendayagunaan obat herbal, terapy, dan refleksi saraf.
"Kami juga melayani non medis seperti pengobatan rukiyah syar’iah untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas di tengah gempuran penyebaran paham radikalisme di masyarakat. Padepokan Al-Hikmah turut mendeklarasikan penolakan paham radikalisme," tandasnya.
Acara deklarasi di sore itu begitu meriuh dan meriah. Beberapa atraksi ditampilkan. Tampak turut hadir Kepala Desa Batukaropa di tengah para undangan dan penonton.***