Puisi empat penyair Bulukumba terpilih masuk antologi 'Wasiat Botinglangi' 100 penyair Indonesia

- 22 Juni 2022, 21:12 WIB
Buku antologi Wasiat Botinglangi - Puisi empat penyair Bulukumba terpilih masuk antologi Wasiat Botinglangi
Buku antologi Wasiat Botinglangi - Puisi empat penyair Bulukumba terpilih masuk antologi Wasiat Botinglangi /WartaBulukumba.com
 
WartaBulukumba - Bulukumba di ujung selatan Sulawesi Selatan adalah juga salah satu benteng sastra di jazirah ini yang membentangkan nilai-nilai budaya yang berlimpah.
 
Sebuah gagasan cerdas baru saja berhasil mengangkat nilai-nilai budaya dan kearifan lokal Sulawesi Selatan ke dalam sebuah buku antologi puisi.
 
Diberi judul "Wasiat Botinglangi", buku antologi puisi ini memuat karya 100 penyair Indonesia. Di antaranya termasuk empat penyair asal Bulukumba.
 
 
Empat penyair Bulukumba tersebut yakni Alfian Nawawi, Andhika Mappasomba, DianSi dan Suhartini.
 
Dengan wawasan keindonesiaan, para penyair telah berupaya mengekspresikan wawasan pribadi dengan referensi budayanya yang melintasi batas-batas etnisnya.
 
Buku antologi puisi 100 penyair Indonesia "Wasiat Botinglangi" diinisiasi dan diterbitkan melalui kerja apik kolaborasi antara Perpustakaan Komunitas Iqra (Takanitra) Barru, RBCD Parepare, YBUM Parepare, dan Rumah Puisi Parepare.
 
 
Untuk mendapatkan 100 penyair menulis puisi kearifan lokal Sulawesi Selatan, panitia mengundang para penulis atau penyair mengirimkan puisi. 
 
Tri Astoto Kodarie yang dikenal penyair Indonesia asal Parepare yang juga salah satu kurator menjelaskan, panitia menerima 117 penyair yang mengirim untuk dikurasi.
 
Setelah dipilih, hanya 100 penyair yang dinilai layak masuk antologi puìsi Wasiat Botinglangi.
 
 
Mewakili para kurator, Tri Astoto Kodarie menjelaskan, bahwa tidak semudah yang dibayangkan untuk menulis puisi tematik.
 
"Tidak semudah yang dibayangkan untuk menulis puisi tematik. Demikian pula dengan puisi bertema Budaya Sulawesi Selatan. Namun dengan wawasan keindonesiaan, para penyair telah berupaya dengan pandangan dan referensi budayanya telah melintasi batas-batas etnisnya sendiri," ungkap Tri Astoto Kodarie.
 
 
Sementara itu, salah satu editor buku ini, Badaruddin Amir mengungkapkan bahwa ini pertanda positif.
 
 
"Ini merupakan sinyal positif bahwa etnis dan kultur di Indonesia saling memperkuat membentuk akar kebudayaan nasional yang adiluhung itu," ungkap Badaruddin Amir melalui sebuah posting online di akun media sosialnya.
 
Badaruddin Amir juga mengatakan bahwa antologi puisi ini unik.
 
 
"Antologi puisi nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan yang berjudul 'Wasiat Botinglangi' ini tentu merupakan antologi puisi yang unik," ujarnya.
 
 
Menurut Badaruddin Amir yang juga penyair ini, keunikannya tampak dari pemilihan tema “nilai-nilai budaya” yang ada di Sulawesi Selatan.
 
Meskipun tentu saja Antologi puisi ini bukanlah satu-satunya antologi puisi yang pernah terbit di Sulawesi Selatan.
 
"Namun dalam pemilihan tema dan keluasan bingkai acuan (frame of reference) dari penyumbang karya berbagai etnis dan daerah nusantara, mungkin memang dapat disebut bahwa buku ini adalah satu-satunya buku yang terbit mengusung “nilai-nilai budaya Sulawesi dalam bentuk literasi sastra: puisi," urainya.
 
 
 
INILAH 100 PENULIS PUISI PADA BUKU “WASIAT BOTINGLANGI” YANG LOLOS KURASI
 
1. A.Makmur Makka (Jakarta) –
2. Abi Jundi , (Lampung Tengah) –
3. Adi N. Abror (Jepara) –
4. Afiq Naufal (Parepare) –
5. Ahmad Kohawan (Parepare) –
6. Ahmad Muhli Junaidi (Madura) –
7. Aisyah Amsal (Pinrang, Sulsel) –
8. Alfian Nawawi (Bulukumba) –
9. Aloeth Pathi (Pati, Jawa Tengah) –
10. Alvin Shul Vatrick (Luwu, Sulsel) -
11. Andhika Mappasomba (Bulukumba) –
12. Aniek Juliarini (Sleman, Yogyakarta) –
13. Anil Hukma (Makassar) –
14. Arif Hadri Japri (Selangor Malaysia) –
15. Aslan Abidin (Makassar) –
16. Asniar Khumas (Parepare) –
17. Asro al Murthawy (Bangko, Jambi) –
18. Badaruddin Amir (Barru) –
19. Badaruddin (Maros) -
20. Bambang Kariyawan Ys (Pekan Baru, Riau) –
21. Bambang Widiatmoko (Bekasi) -
22. Barokatus Jeh (Indramayu) –
23. Basri Abbas (Makassar) –
24. Berthold Sinaulan (Tangerang Selatan) –
25. Christya Dewi Eka (Semarang) –
26. D.Zawawi Imron (Madura) –
27. Dalasari Pera (Wajo, Sulsel) –
28. Dalle Dalminto (Bantul, Yogyakarta) –
29. Darwis Kadir (Barru, Sulsel) –
30. Dewa Putu Sahadewa (Kupang NTT) -
31. DianSi (Bulukumba, Sulsel) -
32. Djoko Saryono (Malang) –
33. Dono Setiawan (Karimun, Kepulauan Riau) –
34. Dwita Utami (Cilacap) –
35. Eddy Pranata PNP (Banyumas, Jateng) –
36. Edrida Pulungan (Jakarta) –
37. Eka Budianta (Jakarta) –
38. Elvirawati Pasila (Tana Toraja) –
39. Fahmi Wahid (Kalimantan Selatan) –
40. Fathurrozi Nuril Furqon (Sumenep) –
41. Firman Wally (Ambon) –
42. Gurit Asmara Ruci (Tulungagung) –
43. Gustin Tjindarwasih (Magelang) –
44. Hermawan (Padang) –
45. Hikmah Mukaddas (Pangkep) –
46. Ibnu PS Megananda (Serang, Banten) –
47. Idwar Anwar (Palopo, Sulsel) –
48. Iis Singgih (Malang, Jatim) –
49. Indra Anwar (Maros) –
50. Isbedy Stiawan Zs (Lampung) -
51. Jei Sobarry Buitenzorg (Bogor) –
52. Juhri Al Banjary (Barru) –
53. Khalid Alrasyid (Mojokerto) –
54. Kurnia Effendi (Jakarta) –
55. La Ruhe (Makassar) –
56. Lusia Yasinta Meme (Flores, NTT) –
57. M Firdaus Rahmatullah (Panarukan) –
58. Mansur Bandong (Soppeng, Sulsel) -
59. Mariati Atkah (Ternate) -
60. Mas Jumadi (Grobogan, Jateng) –
61. Mohammad Iskandar (Demak) –
62. Mohammad Saroni (Mojokerto, Jawa Timur) –
63. Muhammad Tahang (Barru, Sulsel) –
64. Mulyadi J. Amalik (Surabaya, Jawa Timur) –
65. Nawir Sulthan (Maros, Sulsel) –
66. Ngadi Nugroho (Semarang) -
67. Ngakan Made Kasub Sidan (Bali) –
68. Nok Ir (Sumenep) –
69. Nur Amaliah Halid (Barru, Sulsel) –
70. Nur Komar (Jepara) -
71. Oka MiharzhaS (Tanah Laut) –
72. P. Nuraeni (Sukabumi, Jabar) –
73. Prawiro Sudirjo (Bekasi) –
74. Rezqie M. A. Atmanegara (Sungai Hulu Tengah, Kalsel) -
75. Ridha K. Liamsi (Riau) –
76. Rissa Churria (Bekasi,Jabar) –
77. Rosyidi Aryadi (Palangkaraya, Kalteng) –
78. Salman Yoga S (Aceh) –
79. Samsudin Adlawi (Banyuwangi) –
80. Siti Nikandaru Chairina (Yogyakarta) –
81. Slamet Suryadi (Indramayu, Jabar) -
82. Soekoso DM (Purworejo, Jateng) -
83. Sudarmi Manessa (Barru, Sulsel) –
84. Suhartini, S.Pd. (Bulukumba, Sulsel) –
85. Sultan Musa (Samarinda, Kaltim) -
86. Suriadi Yasil (Mandar, Sulbar) –
87. Suyitno Ethex (Mojokerto) –
88. Syafaruddin Marpaung (Tanjung Balai, Sumut) –
89. Syahri Patakaki (Makassar) -
90. Tri Astoto Kodarie (Parepare) –
91. Tri Wulaning Purnami (Surabaya) –
92. Vironika Sri Wahyuningsih (Tangerang) –
93. Vito Prasetyo (Malang) –
94. Wanto Tirta (Ajibarang, Banyumas) –
95. Yahya Andi Saputra ( Jakarta) –
96. Yogira Yogaswara (Bandung) –
97. Yudhistira Sukatanya (Makassar) –
98. Yuditeha (Karanganyar, Jateng) –
99. Yuliani Kumudaswari (Semarang) –
100. Zulmasri Kampai (Pekalongan, Jateng).***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x