Network
WartaBulukumba.Com - Ketika waktu berdetak pada jam yang ditentukan, hanya dua nama yang menghiasi ruangan diskusi Natural Cafe di Kota Bulukumba malam itu. Kehadiran Tomy Satria Yulianto dan Muallim Tampa menjadi penegas bahwa dialog ini tak sepenuhnya terlupakan, namun kesan ada 'kekosongan' yang ganjil jelas tampak menggelayuti ruang itu. Dari lima narasumber yang semuanya Caleg DPR RI, hanya dua calon legislatif yang 'berani' hadir.
Rabu malam, 13 Desember 2023, dipilih sebagai malam untuk merajut percakapan konstruktif, namun realitas menggurat pertanyaan. Jauh sebelumnya, undangan telah tersebar dengan harapan bakal hadirnya beberapa narasumber lainnya yaitu Hj. Agusnawati, Zainuddin Hasan, dan H. Naim Gani – para Caleg DPR RI yang diharapkan bisa mewakili suara dan aspirasi warga Sulawesi Selatan, termasuk Bulukumba di panggung politik nasional.
Sorotan pengunjung yang hadir juga terfokus pada satu caleg yang memilih mengutus juru bicaranya. Caleg DPR RI Partai Demokrat, Hj. Agusnawati mengutus juru bicaranya, Andi Patahuddin dalam acara Ngobrol Politik (Ngopi) Akhir Tahun Radar Selatan di Natural Cafe.
Baca Juga: Caleg DPRD Bulukumba Dapil 1 Ujung Bulu-Ujung Loe: Mulawarman dan filosofi angka 7
Jubir Hj. Agusnawati klaim calegnya taat aturan
Dalam acara dialog yang dipandu moderator Sunarti Sain, Andi Patahuddin mengungkapkan bahwa Hj. Agusnawati adalah caleg yang taat terhadap aturan.
"Di 10 kecamatan, kami instruksikan kepada semua tim untuk menurunkan APK yang melanggar, karena kita taat aturan. Insya Allah Hj Agusnawati akan taat terhadap pemasangan alat praga," jelasnya.
"Kita bisa cek ada tidak banner-banner Hj Agusnawati yang tertempel di pohon di seluruh kecamatan," tegasnya saat ditanya soal etika politik oleh tamu dialog.
Baca Juga: Caleg DPRD Sulsel Dapil 5 Bulukumba-Sinjai: Gerakan 'Parlemen Santri' bersama Ustad Ilhamsyah
Pada dialog ini, Hj Agusnawati berhalangan hadir dengan alasan sedang menemui ratusan orang di tempat berbeda.
"Hj. Agusnawati sangat ingin hadir di acara ini, tapi jadwal kami berbenturan, yang sudah kami susun jauh hari sebelumnya," ungkap Andi Patahuddin.
Beberapa pengunjung seusai acara mengatakan, dialog ini seharusnya menjadi wadah emas bagi wakil-wakil rakyat untuk berkumpul, berbagi gagasan, dan menggali solusi untuk kesejahteraan warga.
"Tiga kursi kosong menjadi cermin bahwa terdapat kesan caleg-caleg yang tidak hadir tidak berani berdialog, jadi kesannya rakyat hanya diminta 'beli kucing dalam karung'," ketus salah satu anak muda yang tak mau disebut identitasnya.
Muallim Tampa memuji Tomy Satria Yulianto
Dalam dialog, Muallim Tampa, politisi partai Nasdem mengakui sosok Tomy Satria Yulianto sebagai panutan anak muda Bulukumba dan Sulsel.
Pengacara muda kelahiran Sinjai itu mengaku sangat mengagumi sosok Tomy Satria yang memang dekat dengan milenial.
Muallim Tampa yang maju sebagai Caleg DPR RI juga banyak menyampaikan gagasannya untuk Bulukumba. Muallim Tampa menginginkan, Bulukumba melahirkan sejarah baru dengan mengantarkan putra Bulukumba ke Senayan.
Senada, Tomy Satria yang juga Caleg DPR RI asal Bulukumba, mendorong agar masyarakat Bulukumba bisa mencetak sejarah baru itu.
Menurut politisi PKB itu, kehadiran perwakilan putra Bulukumba di Senayan sangat berperan penting untuk mendorong program dan kebijakan pemerintah menuju Butta Panrita Lopi.
"Jika kita ingin mencetak sejarah baru itu, maka momentumnya sekarang. Ada saya dan adinda saya Muallim Tampa yang akan berjuang untuk Bulukumba," kata Tomy Satria.***
