WartaBulukumba.Com - Indonesia tentu saja bukanlah Wakanda atau pun Konoha yang hanya ada di negeri fiksi, melainkan Nusantara yang memesona. Tapi Wakanda maupun konoha adalah frasa yang ril untuk mendeskripsikan sesuatu yang faktual, setidaknya sejak kebebasan berpendapat di negeri ini dikerangkeng oleh pasal karet.
Wakanda adalah sebuah negara fiksi yang terletak di Afrika Sub-Sahara yang dibuat oleh Marvel Comics. Negara tersebut adalah kampung halaman dari pahlawan super Black Panther. Wakanda pertama kali muncul dalam Fantastic Four #52, dan dibuat oleh Stan Lee dan Jack Kirby.
Sedangkan Konoha adalah desa dengan populasi terbesar dan bisa dibilang paling maju di serial Naruto. Alasan Indonesia disebut jerap Negara Konoha adalah kesamaan dalam sisi pemimpin negaranya. Dalam serial Naruto kalau Konoha memiliki 7 orang pemimpin disebut Hokage.
Untuk menghindari pasal karet UU ITE
Untuk menghindari delik hukum, netizen di Indonesia menyematkan istilah 'Wakanda' dan 'Konoha' dalam postingan mereka yang kritis terhadap berbagai kebijakan yang dinilai menyimpang.
Digunakannya istilah Wakanda yang makmur dan kaya sebagai plesetan kata Indonesia bertujuan untuk menghindari Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) atau Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum.
Dalam Debat Capres 2024 yang disiarkan langsung channel YouTube KPU RI dan sejumlah stasiun televisi di Tanah Air pada Selasa, 12 Desember 2023, Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan mengungkap pesan yang mengundang perhatian publik.
Baca Juga: Jadwal lengkap dan tema Debat Pilpres 2024
Wakanda no more, Indonesia forever
Frasa "Wakanda no more, Indonesia forever" yang diucapkan Anies Baswedan menarik perhatian banyak orangdan kembali sempat trending topics di X pada Selasa hingga Rabu, 13 Desember 2023.
Frasa "Wakanda no more" secara harfiah mengacu pada dunia fiksi di film Marvel, Black Panther.
Wakanda, sebuah negara maju dengan kekayaan budaya dan teknologi, telah diadopsi dalam percakapan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dalam konteks sehari-hari, "Wakanda" sering digunakan untuk mengekspresikan kekecewaan terhadap situasi negatif di Indonesia.
Baca Juga: Perempuan Indonesia dalam kalkulasi Pemilu 2024: Antara angka dan realitas politik
Pesan yang disampaikan Anies Baswedan
Anies Baswedan, dengan frasa tersebut, mengisyaratkan pentingnya memilih pemimpin yang serius untuk masa depan Indonesia. Dia menyampaikan harapan akan masa depan yang terbebas dari ketakutan, di mana kebebasan berpendapat dijamin.
"Wakanda no more, Indonesia forever" menegaskan bahwa di masa depan, tak ada lagi "Wakanda" yang merujuk pada segala hal negatif, tapi hanya "Indonesia" yang selalu menjadi fokus.
Dengan pernyataannya, Anies memanggil generasi muda untuk menjaga masa depan, memilih pemimpin yang serius, dan mendorong kebebasan berpendapat sebagai fondasi utama.
Pesan itu tidak hanya berkaitan dengan pilihan presiden, tapi juga tentang menggalang semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia, tanpa lagi terjebak dalam metafora negatif "Wakanda".
Secara implisit, Anies Baswedan rupanya ingin menekankan, bahwa jika dia terpilih sebagai Presiden RI, maka rakyat Indonesia tidak perlu lagi takut mengkritik dengan menyebutkan 'Indonesia'.
Maka "Wakanda no more Indonesia Forever' menegaskan maksud itu, bahwa tak perlu lagi memakai istilah 'Wakanda' hanya untuk menghindari delik hukum.***