Berada di Korea Selatan tentu saja akan memberikan pengalaman yang berharga. Selain memperbanyak sahabat, mengenal adat budaya negara lain akan membuka pikiran dan memperkaya pemahaman tentang keanekaragaman dunia ini.
"Mengambil yang baik dan mengabaikan yang buruk adalah nasehat yang bijaksana. Ini adalah cara yang baik untuk belajar dari pengalaman orang lain tanpa menyalahkan atau menilai budaya mereka dengan standar kita sendiri," ungkap muballigh yang juga Ketua Majelis Dai Muda Bulukumba (MDM) ini.
Zaky Banil Ikhwan
Suara merdu, fasih bacaan ayat-ayat suci Al Quran, hingga tutur bahasa yang terstruktur sangat komplit melekat pada sosok milenial Bulukumba ini.
Baca Juga: Mengintip kreativitas guru di Bulukumba: Belajar dan bermain di Kelas III SDN 58 Tanete
Wajah dan gerak geriknya nyaris secara keseluruhan mirip dengan sang ayah, seorang dai terkenal di Kabupaten Bulukumba.
Zaky Banil Ikhwan pertama kali menghirup udara kehidupan dunia di Bulukumba pada 15 November 2007.
Remaja berumur 16 tahun ini adalah anak semata wayang dari pasangan Ikhwan Bahar dan Musfira Aris dan sedang menempuh pendidikan di Pesantren Tahfidzul Quran Darul Istiqamah Lappa'e Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.
Tamat menghafal Al Quran 30 juz pada tahun 2022 lalu dan menjadi peserta Jambore Nasional ke XI 2022 di Cibubur Jakarta mewakili Bulukumba bersama 17 peserta lainnya dari Kwarcab Bulukumba
Mendapat hadiah Umrah pada akhir tahun 2022 lalu dari bapaknya usai menamatkan hafalan Al Quran 30 juz.
Baca Juga: Merawat kebersamaan ala SD 58 Tanete Bulukumba: Tradisi makan bersama saat jam istirahat