Mengenal Hamas di Palestina: Sunni atau Syiah? Ini metode perjuangan mereka melawan Zionis

- 10 Oktober 2023, 11:57 WIB
Pasukan paralayang Al Qassam Hamas
Pasukan paralayang Al Qassam Hamas /Instagram/@adv_bulbul

Baca Juga: Mengenang sejarah Nakba 1948 saat 750 ribu warga Palestina diusir dari rumah mereka oleh Zionis

Hamas, sebagai organisasi Palestina yang berbasis di Gaza, telah menerima dukungan dari Iran, yang mayoritas penduduknya beragama Syiah. Ini terutama terjadi pada masa lalu, di mana Iran memberikan dukungan finansial dan militer kepada Hamas.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Hamas adalah organisasi Sunni, sementara mayoritas Iran adalah Syiah. Dukungan Iran terhadap Hamas terutama didasarkan pada persamaan tujuan anti-Israel dan dukungan terhadap perjuangan Palestina, bukan basis agama.

Hubungan antara Hamas dan Syiah memang telah menjadi topik perdebatan dan perhatian dalam konteks geopolitik Timur Tengah.

Diwartakan Reuters pada Senin, 9 Oktober 2023, Hamas adalah gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan zionis di wilayah tersebut. Mereka percaya bahwa tujuan mereka adalah untuk membebaskan seluruh Palestina.

Baca Juga: Yasser Arafat, legenda 'kontroversial' Palestina dalam melawan Zionis Israel

Cabang Ikhwanul Muslimin Mesir

Dalam buku berjudul "Hamas and Israel: Conflicting Strategies of Group-based Politics" oleh Sherifa Zuhu, penerbit U.S. Army War College, Strategic Studies Institute Asli dari University of Michigan, terdigitalisasi pada 6 Mei 2013, memberikan analisis mendalam tentang strategi dan politik Hamas serta Israel dalam konflik Israel-Palestina.

Hamas berdiri pada tahun 1987 sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin Mesir, yang juga berbasis ajaran Sunni. Pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, menyatakan tujuan organisasi ini adalah membebaskan Palestina dari pendudukan Israel dan mendirikan negara Islam di wilayah yang sekarang menjadi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Hamas memimpin pemerintahan di Jalur Gaza sejak tahun 2007.

Mereka melakukan kudeta dengan pasukan setia gerakan Fatah yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas. Mahmoud Abbas merupakan kepala Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang dominan berada di Tepi Barat. Pengambilalihan Gaza terjadi setelah Hamas memenangkan parlemen Palestina pada 2006 silam.

Sejak itu, terjadi konflik di Israel. Konflik melibatkan serangan roket Hamas dari Gaza ke Israel dan serangan udara Israel serta pemboman di Gaza.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x