Kilas balik G30S PKI: Teori konspirasi, dugaan keterlibatan CIA, hingga buku-buku sejarah berbagai versi

- 27 September 2023, 19:27 WIB
Film G30S PKI.
Film G30S PKI. /Tangkapan layar Vidio.com

Laporan penelitian tersebut, yang ditulis oleh Ben Anderson, Ruth McVey, dan F.P. Bunnell, secara resmi diterbitkan pada tahun 1971. Dokumen ini menggambarkan percobaan kudeta sebagai masalah internal Angkatan Darat.

Baca Juga: Mengulik fakta sejarah Fatmawati Soekarno dan hubungannya dengan pergerakan Muhammadiyah

Peran Guy Jean Pauker dan Soewarto

Pada tahun 1967, Mayjen Soewarto, Komandan Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat (Seskoad), diundang ke lembaga Rand Corporation di Amerika Serikat. Guy Jean Pauker dari Rand Corporation menginformasikan Soewarto tentang Cornell Paper dan menyarankan agar ditulis buku tandingan.

Soewarto kemudian mengirim Nugroho Notosusanto dan Letkol (Letnan Kolonel) Ismail Saleh ke Amerika Serikat. Dengan bantuan Guy Jean Pauker, mereka berhasil menulis buku dalam bahasa Inggris, "The Coup Attempt of September 30 Movement in Indonesia," yang ditujukan untuk menentang Cornell Paper.

Baca Juga: Inilah sosok 9 Istri Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Versi yang Berbeda

Selama tahun 1970-an hingga 1990-an, sejumlah buku dan dokumen terkait G30S PKI muncul. Benny Murdani bahkan menyerahkan dokumen-dokumen Mahmilub ke perpustakaan Cornell University untuk menunjukkan bahwa pengadilan militer telah dilakukan setelah G30S PKI.

Namun, setiap buku yang menawarkan versi berbeda dilarang, menciptakan monopoli pemerintah atas narasi G30S PKI.

Baca Juga: Soeharto, lebih 100 buku ditulis tentang sosok dan jejaknya

Perlawanan

Setelah Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998, mulai muncul upaya pelurusan sejarah. Para korban yang selama tiga puluh tahun dibungkam mulai bersuara, melakukan pertemuan, diskusi, seminar, dan membuat memoar. Istilah "pelurusan sejarah" muncul dan memberi harapan bagi rehabilitasi.

Buku John Roosa 

Tahun 2008, buku John Roosa yang berjudul "Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto" menjadi buku kontroversial.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x