Lompatan raksasa ilmu pengetahuan dan teknologi di masa Imam Mahdi

- 3 April 2023, 02:07 WIB
Ilustrasi - Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang sangat maju di masa Imam Mahdi
Ilustrasi - Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang sangat maju di masa Imam Mahdi /Pixabay/Karen Nadine

WartaBulukumba - Benarkah ilmu pengetahuan dan teknologi di masa Imam Mahdi mencapai kejayaan yang mencengangkan bagi ukuran era modern saat ini?

Teknologi nano, robot humanoid, pesawat antariksa ulang alik, dan kecerdasan buatan (AI) semakin maju seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berlangsung. Namun, sulit untuk menentukan secara pasti kapan teknologi tersebut akan dicapai secara keseluruhan, karena tergantung pada berbagai faktor seperti investasi, penelitian, dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Namun, banyak teknologi tersebut sudah mulai dikembangkan dan digunakan saat ini. Sebagai contoh, teknologi nano telah digunakan dalam berbagai aplikasi seperti obat-obatan, elektronik, dan energi. Robot humanoid juga telah digunakan dalam berbagai industri seperti otomotif dan manufaktur.

Baca Juga: Puluhan mimpinya terbukti tapi Muhammad Qasim tetap menolak disebut sebagai calon Imam Mahdi

Sementara itu, pesawat antariksa ulang alik sudah dikembangkan dan digunakan sejak tahun 1980-an dan kemudian pensiun pada tahun 2011. Namun, ada upaya untuk mengembangkan pesawat antariksa yang lebih maju dan efisien di masa depan.

Kecerdasan buatan juga telah menjadi bagian dari teknologi saat ini dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti mesin pencari internet, asisten virtual, dan kendaraan otonom.

Secara keseluruhan, teknologi nano, robot humanoid, pesawat antariksa ulang-alik, dan kecerdasan buatan semakin maju dan diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan secara pasti kapan teknologi ini akan sepenuhnya diwujudkan, namun hal tersebut akan terus berlangsung di abad-abad mendatang.

Baca Juga: Panji-panji hitam pasukan Imam Mahdi sebenarnya adalah jet-jet tempur?

Kedatangan Imam Mahdi

Dalam eskatologi Islam, Imam Mahdī adalah "seorang pemimpin yang diberi petunjuk", adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah SWTuntuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat. Dikatakan bahwa ia menjadi pemimpin yang jujur dan adil menggunakan harta kekayaannya yang berlimpah untuk kemajuan umat.

Buku berjudul "Imam Mahdi: Dari Proses Pergerakan Hingga Era Kebangkitan" yang ditulis Prof. Ali al-Kurani,diterbitkan Misbah pada 2015, bisa mengajak kita untuk memahami tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW dan para Imam Ahlulbait as. Ketelitian penulis di dalam menyusun argumen didukung metode pola pikir yang rasional.

Dengan pendekatan berbeda, komparasi berbagai disiplin ilmu, kita akan menemukan korelasi pemahaman dalam tradisi Islam di seputar Imam Mahdi dalam buku "Islam in the Modern World Challenged by the West, Threatened by Fundamentalism, Keeping Faith with Tradition" ditulis oleh Seyyed Hossein, diterbitkan Nasr HarperCollins pada 2011

 

Baca Juga: Puncak teknologi manusia ada di era Imam Mahdi, pencapaian tertinggi digital hingga eksplorasi antariksa

Dalam Syiah Dua Belas Imam, Mahdi mengacu pada Muhammad al-Mahdi, Imam kedua belas Syiah, putra Hasan al-Askari. Di antara Sunni, perawi terkenal telah meriwayatkan hadits tentang kabar baik Mahdi dari Nabi Islam. Berbagai pandangan dan hadits telah diriwayatkan tentang Mahdi dari perawi dan ulama Sunni. Dalam riwayat-riwayat ini, putra Hasan dan Husain, putra Hasan al-Askari, disebutkan sebagai Mahdi.

Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifahamirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Nama sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayahnya rasulullah yaitu Abdullah. Jadi nama aslinya adalah Muhammad bin Abdullah.

 

 

Baca Juga: Misteri Muhammad Accord: Perjanjian antar Federasi Alien di zaman Rasulullah SAW?

Menurut penjelasan Rasulullah SAW, yang diterima melalui wahyu, bahwa Imam Mahdi dikatakan berasal dari umat Nabi Muhammad, memiliki kening lebar, berhidung panjang dan mancung, dan umur kekhalifahannya berumur tujuh tahun, dan ia masih keturunan dari anak cucu Nabi Muhammad.

Ciri fisik dari Imam Mahdi yang dihimpunnya dari hadits-hadits al Mahdiyyah menyebutkanbahwa warna kulit Imam Mahdi seperti kulit bangsa Arab dan bentuk tubuhnya seperti tubuh Bani Israil.

Kemudian tubuhnya dideskripsikan tidak tinggi dan tidak pula pendek serta tidak kurus dan tidak juga gemuk.

 

Baca Juga: Ghazwatul Hind berdasarkan Nubuwah Rasulullah SAW adalah gerbang Perang Dunia 3?

Sementara wajahnya berseri-seri seperti kaukab durriy atau bintang yang bercahaya, kedua matanya bercelak karena kelopak matanya berwarna hitam, berjanggut tebal, dan pada pipi kanannya ada tahi lalat berwarna hitam.

"Di kedua belikatnya (Imam Mahdi) tercantum tanda seperti yang ada pada belikat Rasulullah SAW yang besarnya seperti telur burung dara."

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah mengislahkannya dalam satu malam.

Baca Juga: Jet tempur hitam super canggih, Ghazwatul Hind dan Perang Dunia ke 3 dalam mimpi Muhammad Qasim

Kemunculan Imam Mahdi akan didahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist:

1. Mahdi akan muncul ketika banyak perselisihan antar manusia dan banyaknya gempa.

2. Baitullah akan diserang oleh suatu pasukan, tetapi bagian tengah pasukan tersebut akan ditelan bumi.

Baca Juga: Benarkah Muhammad Qasim dibaiat pada tahun 2028?

3. Seseorang akan dibaiat di antara maqam Ibrahim dengan sudut Kabah.

4. Suatu pasukan yang datang dari negeri Syam menuju Baitullah untuk mengejar seorang lelaki yang dilindungi oleh Allah.

Masa Kepemimpinan Imam Mahdi

Dalam hadist yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim dan petunjuk Rasulullah SAW tentang bagian Kenabian

Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka Dajjal, sehingga membuatnya keluar dari persembunyian, dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Maka Allah akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud" dalam kompleks masjid Al-Aqsa.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Masa Imam Mahdi

 

Dalam sebuah tulisannya di situs al-Islam.org, Mohammad Ali Shomali menulis bahwa dalam Bihar al-Anwar, Imam al-Sadiq mengatakan: Ilmu terdiri dari dua puluh tujuh huruf, dan semua ilmu yang dibawa oleh para nabi hanya terdiri dari dua dari dua puluh tujuh. Sampai saat ini, orang belum belajar kecuali dua dari dua puluh tujuh.

Baca Juga: Muhammad Qasim Dreams Part 2, Indonesia and Malaysia allied with Pakistan in World War 3

"Ketika Imam Mahdi datang, dia akan memperkenalkan dua puluh lima bagian ilmu lagi dan akan menyebarkan ilmu ini di antara semua orang. Dan dia akan menambahkan ini ke dua bagian dari nabi sebelumnya, sehingga dua puluh tujuh bagian menjadi lengkap," terangnya.

"Ilmu akan mencapai puncaknya pada masa Imam Mahdi. Tidaklah sulit untuk memahami bagaimana pengetahuan dapat mengalami perluasan yang cepat. Jika kita membandingkan kemajuan pengetahuan, sains, dan penemuan baru dalam lima puluh tahun terakhir dengan kemajuan lainnya dalam sejarah umat manusia, maka lima puluh tahun terakhir mencapai lebih dari apa yang terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, pernyataan ini tidak mengherankan. Memang dalam bidang ilmu, semakin banyak yang diketahui, maka semakin terdorong dan tergugah untuk bertanya, yang pada akhirnya akan menambah pengetahuan," urai Mohammad Ali Shomali.

Kendati demikian, Mohamamd Ali Shomali menekankan, apakah itu mengacu pada jenis pengetahuan tertentu atau apakah itu mengacu pada pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaan manusia.

Baca Juga: Muhammad Qasim Dreams Part 1

"Dalam sumber-sumber Islam, pengetahuan terkadang digunakan dalam arti yang lebih luas dan di lain waktu digunakan dalam arti khusus. Misalnya, Nabi Muhammad bersabda, “Carilah ilmu meskipun mengharuskanmu bepergian ke China11.” Dalam hal ini, penyebutan ilmu tidak mungkin ilmu Islam karena Cina tidak memiliki Islam. Oleh karena itu, dalam hal ini, makna pengetahuan itu luas," urainya lagi.

Sheikh Dr. Mohammad Ali Shomali lahir di Persia pada 22 Desember 1965, seorang cendekiawan, akademisi, filsuf dan teolog Muslim. Peringkat agamanya adalah Hujjat al-Islam. Dia belajar di seminari agama Qom, dan juga menyelesaikan gelar sarjana dan magister Filsafat Barat dari Universitas Teheran. Dia kemudian menerima gelar doktor di bidang Filsafat dari University of Manchester. Tesis Shomali adalah tentang relativisme etis, dan penelitian pascadoktoralnya adalah tentang masalah etika yang berkaitan dengan hidup dan mati.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x