Korban dari tentara sekutu yang terdiri dari pasukan Inggris dan India, dan Gurkha kira-kira sejumlah 600 hingga 2000 tentara.
Baca Juga: 30 September, tugu kegagalan DN Aidit dan G30 S PKI
Pertempuran berbesar di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan hingga sekarang.
Kejadian ini juga dibahas dalam komentar Ricklefs pada bukunya yang berjudul "A History of Modern Indonesia Since C.1200" yang menyatakan bahwa pertempuran Surabaya yang terjadi merupakan pertempuran paling sering sepanjang masa revolusi.
Baca Juga: Dasar Negara Pancasila dan Islam dalam pemikiran Mohammad Natsir
Pihak Inggris sebagai bagian dari pertempuran ini memandang pertempuran Surabaya tersebut sebagai laksana inferno atau neraka.
Hal ini disebabkan rencana Inggris yang ingin menguasai Surabaya menjadi terlambat dua hari dari target waktunya yaitu tanggal 26 November yang disebabkan kegigihan para pejuang Indonesia yang keukeuh bertahan di Surabaya.
Meskipun pada akhirnya Surabaya secara keseluruhan tetap jatuh ke tangan tentara Inggris, pertempuran Surabaya telah mengubah cara pandang atau perspektif bangsa Inggris dan juga Belanda terhadap Indonesia.
Baca Juga: Amandemen UUD 1945, tuntutan zaman atau kepentingan elit politik?