Inggris menjadi lebih mempertegas posisi serta kedudukannya sebagai pihak yang netral dan tidak perlu untuk mendukung Belanda.
Selain itu, Belanda yang pada awalnya meremehkan semangat Indonesia mulai menyadari dan melihat perjuangan para pejuang yang ada dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Surabaya juga tercatat dalam sejarah sebagai perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Baca Juga: Mengulik fakta sejarah Fatmawati Soekarno dan hubungannya dengan pergerakan Muhammadiyah
Ketika pasukan Sekutu mendarat pada akhir Oktober 1945, Surabaya digambarkan sebagai "benteng bersatu yang kuat di bawah Pemuda".
Pertempuran pecah pada 30 Oktober setelah komandan pasukan Britania, Brigadir A. W. S. Mallaby tewas dalam baku tembak.
Pasukan Inggris melakukan serangan balasan punitif pada 10 November 1945 dengan bantuan pesawat tempur. Mereka merebut sebagian besar kota dalam tiga hari, pasukan Republik yang minim senjata melawan selama tiga pekan.
Baca Juga: Sidang BPUPKI dan kronologi sejarah Piagam Jakarta
Kilas balik ke tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian pada tanggal 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Kekaisaran Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati.
Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Pulau Jawa dan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang.