Kilas balik G30S PKI: Teori konspirasi, dugaan keterlibatan CIA, hingga buku-buku sejarah berbagai versi

27 September 2023, 19:27 WIB
Film G30S PKI. /Tangkapan layar Vidio.com

WartaBulukumba.Com - Jakarta direngkuh jam malam, yang melintas di jalan-jalan hanya tank-tank  lapis baja dan truk-truk berisi pasukan tentara. Bagaimana suasana Ibu Kota sesaat setelah G30S PKI terjadi?

Catatan wartawan senior Rosihan Anwar, dalam buku “Sebelum Prahara: Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965”, penerbit Sinar Harapan, 1980. mendeskripsikan jasad enam Jenderal dan seorang perwira pertama TNI/AD yang menjadi korban keganasan G30S PKi diangkat dari dalam lubang yang dalamnya mencapai 12 meter di kawasan Lubang Buaya, di Pangkalan AURI.

Setelah Lubang Buaya kembali pulih dari ancaman dari kelompok G30S PKI, pasukan RPKAD mulai mencurigai sesuatu yang tidak biasa. Pasukan RPKAD menemukan jejak-jejak peralatan pelatihan menembak, kendaraan, dan tumpukan tanah yang terlihat segar. Pada hari Sabtu, 2 Oktober, lubang-lubang tersebut mulai diselidiki, dan bau mayat tercium dari dalamnya. Penggalian dimulai pada hari Ahad, 3 Oktober, pukul 13.00.

Baca Juga: 30 September, tugu kegagalan DN Aidit dan G30 S PKI

Membincang sejarah di seputar Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI adalah juga berarti membincang perihal sebagian besar teori konspirasi dugaan keterlibatan CIA hingga 'perang' antar buku sejarah banyak versi.

Buku pertama tentang G30S PKI diterbitkan dengan cepat setelah peristiwa tersebut terjadi. Berjudul "40 Hari Kegagalan 'G30S', 1 Oktober-10 November 1965," buku ini diterbitkan oleh Lembaga Sejarah, Staf Pertahanan Keamanan, atas prakarsa Jenderal Nasution.

Meskipun belum secara resmi mencantumkan peran Partai Komunis Indonesia (PKI), buku ini mengisyaratkan keterlibatan PKI dalam percobaan kudeta tersebut.

Baca Juga: Menyingkap kembali kebrutalan PKI di sudut kelam sejarah dan politik Indonesia

Cornell Paper

Kemudian, sebuah naskah yang dikenal sebagai "Cornell Paper" mengungkap keberadaannya kepada publik Amerika Serikat melalui sebuah artikel di surat kabar The Washington Post pada 5 Maret 1966.

Laporan penelitian tersebut, yang ditulis oleh Ben Anderson, Ruth McVey, dan F.P. Bunnell, secara resmi diterbitkan pada tahun 1971. Dokumen ini menggambarkan percobaan kudeta sebagai masalah internal Angkatan Darat.

Baca Juga: Mengulik fakta sejarah Fatmawati Soekarno dan hubungannya dengan pergerakan Muhammadiyah

Peran Guy Jean Pauker dan Soewarto

Pada tahun 1967, Mayjen Soewarto, Komandan Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat (Seskoad), diundang ke lembaga Rand Corporation di Amerika Serikat. Guy Jean Pauker dari Rand Corporation menginformasikan Soewarto tentang Cornell Paper dan menyarankan agar ditulis buku tandingan.

Soewarto kemudian mengirim Nugroho Notosusanto dan Letkol (Letnan Kolonel) Ismail Saleh ke Amerika Serikat. Dengan bantuan Guy Jean Pauker, mereka berhasil menulis buku dalam bahasa Inggris, "The Coup Attempt of September 30 Movement in Indonesia," yang ditujukan untuk menentang Cornell Paper.

Baca Juga: Inilah sosok 9 Istri Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Versi yang Berbeda

Selama tahun 1970-an hingga 1990-an, sejumlah buku dan dokumen terkait G30S PKI muncul. Benny Murdani bahkan menyerahkan dokumen-dokumen Mahmilub ke perpustakaan Cornell University untuk menunjukkan bahwa pengadilan militer telah dilakukan setelah G30S PKI.

Namun, setiap buku yang menawarkan versi berbeda dilarang, menciptakan monopoli pemerintah atas narasi G30S PKI.

Baca Juga: Soeharto, lebih 100 buku ditulis tentang sosok dan jejaknya

Perlawanan

Setelah Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998, mulai muncul upaya pelurusan sejarah. Para korban yang selama tiga puluh tahun dibungkam mulai bersuara, melakukan pertemuan, diskusi, seminar, dan membuat memoar. Istilah "pelurusan sejarah" muncul dan memberi harapan bagi rehabilitasi.

Buku John Roosa 

Tahun 2008, buku John Roosa yang berjudul "Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto" menjadi buku kontroversial.

Baca Juga: Hardiknas 2 Mei adalah sebuah kesalahan sejarah?

Buku ini membongkar rahasia di balik G30S dan mengungkapkan bahwa gerakan tersebut lebih tepat disebut sebagai aksi, bukan gerakan. Hal ini menjadi perlawanan terhadap upaya pelurusan sejarah yang dilakukan oleh pemerintah.

Salah satu kekuatan buku Roosa adalah penggunaan sumber-sumber asli, seperti dokumen Supardjo dan wawancara mendalam dengan anggota Biro Chusus PKI. Ini membantu mengungkap misteri di balik G30S dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa tersebut.

Arus Balik dan Pelarangan Buku-buku

Meskipun ada arus balik dalam pemahaman sejarah G30S PKI, buku-buku yang menggambarkan versi berbeda masih dihadapi pelarangan dan penentangan oleh beberapa kelompok. Kontroversi terus berlanjut, menciptakan perdebatan yang mendalam tentang sejarah G30S PKI yang akan terus memengaruhi pandangan tentang masa lalu Indonesia.

G30S tetap menjadi peristiwa sejarah yang penuh misteri dan kontroversi dalam sejarah Indonesia. Dengan narasi-narasi yang berbeda dan upaya pelurusan sejarah, peristiwa tersebut terus menjadi fokus penelitian dan perdebatan. Sebagai bagian penting dari sejarah Indonesia, G30S akan terus memengaruhi cara kita memahami masa lalu negara ini.

Meskipun ada upaya pemutakhiran dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, versi sejarah yang diakui oleh pemerintah masih mengikuti versi Orde Baru.

Peristiwa G30S PKI tetap menjadi topik yang kontroversial di Indonesia, dengan berbagai versi dan teori konspirasi yang beredar. Upaya pelurusan sejarah dan pemahaman yang lebih mendalam terus berlangsung, tetapi masih banyak yang harus diungkapkan tentang peristiwa ini.

7 Teori Dibalik G30S PKI

Sejauh ini dalam ruang diskursus sejarah dan perdebatan, terdapat setidaknya tujuh teori yang mencoba membongkar siapa sebenarnya dalang di balik peristiwa tragis tersebut.

Dalam buku "Sejarah Indonesia" yang diterbitkan oleh Kemdikbud tahun 2018, Abdurakhman, Arif Pradono, Linda Sunarti, dan Susanto Zuhdi mencoba menyajikan tujuh teori siapa dalang di balik G30S PKI.

1. Dalang G30S adalah PKI

Salah satu teori yang mengemukakan bahwa G30S didalangi oleh tokoh-tokoh PKI dengan cara memperalat unsur-unsur tentara. Teori ini didasarkan pada serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilakukan oleh PKI dalam beberapa tahun sebelumnya. Perlawanan bersenjata yang terjadi setelah G30S, dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri sebagai CC PKI, di Blitar Selatan, Grobogan, dan Klaten juga menjadi penguat dugaan ini.

2. Dibalik G30S PKI adalah Soeharto

Dalam buku "Indonesian Tragedy," Brian May mengemukakan hubungan dekat antara Letkol Untung sebagai pemimpin G30S dengan Mayjen Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad. Mandat kekuasaan yang diberikan Soekarno kepada Soeharto melalui Supersemar setelah kehancuran PKI juga memperkuat teori ini.

3. Dalang G30S PKI adalah Soekarno

Teori ini mengemukakan bahwa Soekarno ingin menghilangkan kekuatan opsi dari sebagian perwira tinggi AD terhadap dirinya, sehingga PKI terseret dalam peristiwa ini karena dekat dengan Soekarno. Kesaksian seorang pilot asal India, Shri Biju Patnaik, yang diberikan pada tanggal 30 September 1965, bahwa Soekarno memintanya untuk meninggalkan Jakarta sebelum subuh, menambah kompleksitas teori ini.

4. CIA Diduga Terlibat G30S PKI

Teori ini bersumber dari tulisan Peter Dale Scott dan Geoffrey Robinson. Kekhawatiran AS terhadap pengaruh PKI di Indonesia mendorong CIA untuk bekerja sama dengan kelompok dalam AD untuk mendorong PKI melakukan kudeta, dan kemudian menyerang partai komunis. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan kekuasaan Soekarno.

5. Persoalan Internal Angkatan Darat (AD)

Teori ini menyatakan bahwa persoalan internal di Angkatan Darat menjadi penyebab G30S. Letnan Kolonel Untung, pemimpin Gerakan, menyatakan bahwa pemimpin AD hidup mewah dan memperkaya diri, yang mencemarkan nama baik Angkatan Darat. Namun, ini bertentangan dengan kenyataan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Nasution, menjalani hidup dengan sederhana.

6. Kepentingan Inggris-AS

Menurut Greg Paulgrain, Inggris ingin mengakhiri sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia, sementara AS ingin menggulingkan Soekarno agar Indonesia menjauh dari komunisme. Kepentingan kedua negara ini di Indonesia dapat menjadi latar belakang peristiwa G30S.

7. Chaos Theory

Teori terakhir, yang disebut sebagai Chaos Theory, menyatakan bahwa dalam peristiwa G30S tidak ada satu pihak atau skenario besar yang mengatur semuanya. Peristiwa ini disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur-unsur Nekolim (Negara Barat), pimpinan PKI yang kebingungan, serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar.

Tentu saja, setiap teori memiliki argumen dan kontroversi masing-masing. Yang pasti adalah bahwa G30S PKI tetap menjadi salah satu babak gelap dalam sejarah Indonesia.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler