Network
Setelah adonan dikukus, langkah terakhir adalah menyiramkan gula merah yang telah dilelehkan di atasnya, menciptakan lapisan karamel yang tidak hanya menyenangkan mata tetapi juga menambah kekayaan rasa.
Proses ini, yang tampak sederhana, sebenarnya adalah representasi dari kerja keras dan dedikasi, mencerminkan nilai-nilai masyarakat Bugis Makassar dalam menciptakan karya kuliner yang tidak hanya lezat tetapi juga sarat makna. Berikut secara detil bahan-bahan yang diperlukan dan proses pembuatannya.
Baca Juga: Resep kue bingka ala dapur Bulukumba: Sebuah ode untuk lidah karena rasa tak bisa berbohong
Bahan dan Cara Membuat Bolu Peca
Bahan-bahan
- tepung beras: 8 sendok makan, sebagai dasar adonan yang memberikan tekstur lembut.
- tepung terigu: 2 sendok makan, untuk menambah kekenyalan.
- telur ayam: 4 butir (besar) atau 5 butir (jika kecil), sebagai pengembang alami.
- gula merah: 200 gram, jenis yang berwarna cokelat tua untuk rasa manis khas.
- gula pasir: 2 sendok makan, menambah kehalusan rasa manis.
- vanili: 1 sendok teh, memberikan aroma khas yang menggugah selera.
- soda kue: 1 sendok teh, untuk mengembangkan adonan.
- air: 700 ml, sebagai pelarut gula.
- daun pandan: jumlah secukupnya, memberikan aroma unik dan segar.
Cara Membuat
- Campurkan gula merah dengan 700 ml air, tambahkan daun pandan. Masak hingga larut dan kental. Saring dan dinginkan.
- Sangrai tepung beras dan terigu dengan api kecil hingga ringan. Jangan terlalu lama agar tidak gosong.
- Gunakan mixer untuk mengaduk telur, gula pasir, soda kue, dan vanili hingga mengembang. Gunakan kecepatan tinggi.
- Masukkan tepung yang telah disangrai sedikit demi sedikit dalam tiga tahap sambil terus diaduk hingga tercampur rata.
- Siapkan loyang yang sudah dilapisi mentega. Tuang adonan dan kukus selama 15-20 menit.
- Setelah matang, siram bolu peca dengan larutan gula merah. Simpan di kulkas sebentar, lalu potong-potong dan sajikan dingin.
Demikian resepnya. Silakan dicoba sendiri di rumah Anda. Semoga kue bolu peca yang Anda hasilkan tidak hanya lezat tetapi juga menggambarkan kehangatan dan kekayaan budaya kuliner Bugis Makassar.***(Israwaty Samad)
