Dalam pergumulan antara harum dan cita rasa, tepung terigu, cokelat bubuk, maizena, susu bubuk, dan baking powder bermain dalam gerak lembut. Mereka berkelana dalam ayunan saringan dan rindik, menyatu menjadi harmoni yang tak tergoyahkan.
Adonan yang indah dihujamkan ke dalam pelukan plastik segitiga yang telah terjalin dengan cinta. Mereka menyemprotkan pesona di atas loyang yang telah dioles dengan tipisnya kelembutan margarin. Kemudian, chocolate chips membangun rumah tangga rasa di tengah-tengahnya.
Dalam api kehangatan oven, keajaiban tercipta. Kue-kue itu dipanggang dengan kelembutan, pada suhu 140oC, hingga dalam kematangan mereka terpancar pesona. Dari rahim api, mereka melangkah keluar dengan bangga, menantikan dinginnya waktu sebelum bersandar pada hati yang merindukan.
Dan janganlah terlewat, menggunakan spuit yang telah terukir dengan potongan sisi yang dalam dan panjang. Lewat jemari cekatan, ia mencetak keajaiban dalam bentuk kue kering yang merenda-renda, menggoda tiap mata yang berpaling.
Semprit cokelat manis yang tak tergantikan, mereka hadir saat sang lebaran menggelar karpetnya yang indah. Atau bisa juga menyapa di saat-saat santai, menjadi teman setia di antara camilan-camilan lainnya. Dan janganlah dilupakan, kue lebaran ini juga bisa menjadi hadiah yang penuh makna, oleh-oleh yang dirindukan oleh keluarga dan teman. Selamat mencoba!***