WartaBulukumba.Com - Ketika nyamuk DBD dipasangi chip melalui program global WHO Pandemic Treaty maka kedaulatan kesehatan terancam. Jika benar maka makhluk-makhluk kecil bersayap yang mendengung itu membawa kita dikendalikan sepenuhnya oleh pihak asing. Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti yang disuntik bakteri Wolbachia adalah teror nyata menurut sejumlah pakar.
Sejak jauh hari sebelumnya, sejumlah pakar di Indonesia melontarkan sorotan keras kepada pemerintah yang telah membuka pintu lebar-lebar persetujuan terhadap ‘Pandemic Treaty’.
Mereka mewanti-wanti bahwa rakyat Indonesia hanya memiliki batas waktu hingga 1 Desember 2023 untuk melakukan gerakan penolakan terhadap proyek milik World Mosquito Program.
Baca Juga: Sederet manfaat daun sambiloto yang mengejutkan! Orang Bulukumba menyebutnya 'paipai'
Tubuh rakyat Indonesia bisa dikendalikan asing
“Tolak WHO Pandemic Treaty mulai saat ini, karena batas waktunya sampai 1 Desember 2023,” kata pegiat media sosial, Nicho Silalahi, dikutip dari akun X @Nicho Silalahi pada Senin, 13 November 2023.
Nicho memaparkan ada situasi berbahaya sebagaimana diungkapkan para pakar, salah satu di antaranya adalah eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Kita bisa berada di bawah kekuasaan WHO!
Pemasangan chip lewat nyamuk Wolbachia ke dalam tubuh rakyat Indonesia berarti setiap rakyat yang digigit nyamuk otomatis berada dalam pengendalian asing.
“Artinya pemasangan chip pada tubuh kita sudah di depan mata. Orang yang sudah terpasang chip akan mudah ditarget oleh nyamuk itu karena dikendalikan oleh IPT (Internet Protocol Transmisi),” ungkap Nicho.
Baca Juga: Cek jika Anda pengidap hoarding disorder: Suka menimbun sampah atau barang tak berguna