Laut Merah membara: Joe Biden berjanji terus melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman

- 19 Januari 2024, 13:27 WIB
Serangan baru yang diluncurkan dari jet tempur milik AS-Inggris di 5 kota wilayah Yaman yang dikuasai Kelompok Houthi pada 18 Januari 2024.
Serangan baru yang diluncurkan dari jet tempur milik AS-Inggris di 5 kota wilayah Yaman yang dikuasai Kelompok Houthi pada 18 Januari 2024. /Anadolu/

Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyatakan dalam konferensi pers bahwa keputusan untuk menghentikan serangan berada di tangan Houthi. "Kami tidak pernah mengatakan bahwa Houthi akan segera berhenti," kata Singh.

Baca Juga: AS dan Inggris mengebom ibukota Yaman: Perang Dunia Ketiga sudah dimulai dari Timur Tengah?

"Sejak Kamis, kami telah berhasil merusak, mengganggu secara serius, dan menghancurkan sejumlah besar kemampuan mereka. Namun, keputusan untuk menghentikan serangan terhadap kapal dagang dan pelaut yang tidak bersalah yang melewati Laut Merah tergantung pada mereka."

Singh juga menegaskan bahwa AS tidak menganggap dirinya berperang dengan Houthi dan bahwa tindakannya adalah bentuk pertahanan diri.

"Kami tidak berpikir bahwa kami sedang berperang. Kami tidak ingin melihat perang regional," ujar Singh.

"Houthi-lah yang terus meluncurkan rudal jelajah dan rudal anti-kapal kepada pelaut yang tidak bersalah, kepada kapal dagang yang hanya melintasi wilayah yang melihat sekitar 10 hingga 15 persen perdagangan dunia."

Balasan dari Yaman: Pernyataan Jenderal Yahya Saree

Di sisi lain, Angkatan Bersenjata Yaman, melalui pernyataan Jenderal Yahya Saree, menanggapi situasi ini. Mereka menyatakan telah melakukan operasi penargetan terhadap kapal Amerika di Teluk Aden dengan menggunakan rudal angkatan laut, serangan yang diklaim berhasil.

Mereka menegaskan bahwa respons terhadap serangan Amerika dan Inggris pasti akan terjadi dan setiap serangan baru tidak akan dibiarkan tanpa balasan. Jenderal Saree juga menegaskan bahwa navigasi di Laut Arab dan Laut Merah akan terus berlanjut ke semua tujuan di seluruh dunia, kecuali pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki.

Dalam kisah ini, yang teranyam adalah narasi perjuangan dan kekuatan, di mana Yaman memperlihatkan tekadnya untuk menjadi negara yang merdeka, kuat, dan mandiri.

"Kemenangan adalah milik Yaman dan seluruh rakyat bebas di negara ini," tegas Jenderal Yahya Saree, menandai sebuah pernyataan keberanian di tengah pergolakan regional.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x