Network
WartaBulukumba.Com - Di utara Gaza, pasukan tank Israel merayap dalam serangan darat, menghadapi gelap. Di sisi lain, pasukan Hamas bersiap, hati mereka berdetak seperti derap gelombang laut yang tenang sebelum badai.
Begitu lautan pasir Gaza menyambut serangan darat ini, dentuman tembakan pertama terdengar. Api bersinar di langit.
Sementara itu di kota Gaza saat ini adalah kobaran api dan ledakan di berbagai sudut. Mayat-mayat bergelimpangan. Jumlah anak Palestina yang syahid semakin bertambah. Paramedis di rumah sakit-rumah sakit tetap berjuang keras menyelamatkan banyak nyawa.
Baca Juga: Misil produksi Woodward AS dipakai Zionis Israel membantai ribuan anak dan bayi di Gaza
Di Gaza yang hancur penuh puing, di antara raungan jet tempur Zionis Israel dan bunga api bom, ratusan warga berusaha tetap mengevakuasi siapa saja yang bisa ditemukan.
“Kami mengalami malam terburuk dalam sejarah Gaza. Penyerangan tak berhenti di mana-mana. Koneksi, internet, semua terputus. Kami terisolasi dari dunia. Ratusan korban luka dan syahid tak dapat dijangkau ambulans! Gaza DIMUSNAHKAN,” kata Ahmed Hijazee, warga Gaza, yang diunggah oleh akun @sahabatalaqsha di X pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Jurnalis Al Jazeera, Wael Dahdouh dalam unggahannya di X, menyebutkan bahwa sekitar 100 jet tempur Zionis bersama-sama melakukan serangan udara ke Gaza.
“Kami tidak baik-baik saja. Mayat bertebaran, bom menarget semua orang," kata Wael Dahdouh.
Baca Juga: Kehabisan bahan bakar! Kemenkes Palestina umumkan seluruh sistem rumah sakit di Gaza berhenti total
