Jurnalis Al Jazeera kritik media Barat terkait perang Rusia-Ukraina

- 26 September 2023, 12:21 WIB
Unit pertahanan udara Rusia menembak jatuh tujuh pesawat tak berawak Ukraina di atas wilayah Belgorod selatan pada hari Senin.
Unit pertahanan udara Rusia menembak jatuh tujuh pesawat tak berawak Ukraina di atas wilayah Belgorod selatan pada hari Senin. /Reuters

"Saya sebenarnya tidak terlalu senang dengan cara banyak media Barat sejak awal meliput perang ini karena mereka seperti bekerja sama … yang menurut saya tidak menguntungkan mereka," kata Vaessen dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh FPCI di Jakarta, Senin seperti dilansir Antara.

Meskipun pemerintah Ukraina berharap untuk menjadi bagian dari Uni Eropa dan membangun diri sebagai negara demokratis dengan kebebasan berpendapat, Vaessen berpendapat bahwa kritik konstruktif seharusnya tetap menjadi bagian dari liputan media.

Baca Juga: Barat ketar ketir China bakal bantu Rusia dalam perang di Ukraina

Selain itu, Vaessen juga mengulas tentang kelemahan kebebasan pers di Rusia, terutama dalam konteks perang Rusia-Ukraina. Dia mencatat bahwa para jurnalis yang meliput di Rusia berisiko ditahan atau diusir karena melaporkan perang secara bebas. Hal ini membuat para jurnalis kesulitan untuk menyajikan laporan yang netral.

“Saat ini tidak ada cara untuk mendapatkan laporan yang netral dari Rusia jika Anda berbasis di Rusia. Anda berada dalam banyak ancaman,” ujar Vaessen yang pernah bertugas di Rusia selama setahun.

Di Rusia, Presiden Vladimir Putin pada Maret 2022 memberlakukan aturan yang melarang penyebaran berita bohong, terutama terkait pemberitaan mengenai aksi militer Rusia di Ukraina. Pelanggar aturan ini dapat dihukum dengan penjara maksimal hingga 15 tahun.

Baca Juga: Rusia usulkan 'menggeser' perbatasan Polandia, provokasi perang setelah Ukraina?

Contoh konkret dari tindakan keras terhadap jurnalis asing adalah penahanan Evan Gershkovich, seorang jurnalis dari surat kabar Amerika Serikat The Wall Street Journal. Dia telah ditahan selama enam bulan atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata untuk pemerintah Amerika Serikat, yang berpotensi menghadapkan dirinya pada hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Menurut laporan Indeks Kebebasan Pers Dunia oleh Reporters Without Borders (RSF), sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, hampir semua media independen di Rusia telah dilarang, diblokir, atau dinyatakan sebagai “agen asing” atau “organisasi yang tidak diinginkan”. Media-media tersebut juga tunduk pada pengawasan dan sensor militer.

Dalam konteks ini, Vaessen menyoroti perbedaan yang signifikan antara situasi kebebasan pers di Ukraina dan Rusia, yang memengaruhi cara media Barat meliput perang Rusia-Ukraina. Meskipun Ukraina mungkin mendapatkan dukungan media Barat, Vaessen menekankan pentingnya tetap menjaga kritik yang konstruktif dalam cakupan liputan demi memahami situasi yang lebih mendalam.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah