Tak hanya membantai, serdadu Zionis juga memperkosa para perempuan Palestina

26 Maret 2024, 00:49 WIB
Seorang ibu di Palestina memberikan ciuman terakhir kepada putranya yang tewas oleh serangan Zionis /Quds News Network

WartaBulukumba.Com - Malam itu, di Deir Balah, langit yang seharusnya cerah oleh cahaya bulan purnama mendadak kelam. Serangan mematikan dari Israel Penjajah mengubahnya menjadi pemandangan pembantaian yang menyedihkan.

Delapan belas nyawa hilang, di antaranya 16 adalah wanita dan anak-anak. Suara tangisan memenuhi udara, melukiskan penderitaan yang tak terperi. 

Di tempat lain, tragedi serupa menimpa Al-Maqdisi Ahmed Abu Al-Hawa, sopir bus yang hidupnya direnggut di Kiryat Sefer. Tanahnya, yang dulunya bagian dari Deir Qaddis, kini menjadi saksi bisu atas pembantaian itu.

Baca Juga: Marwan Barghouti pemimpin terkemuka Palestina disiksa tentara Zionis dalam penjara

Serdadu Israel Penjajah memperkosa perempuan Palestina

Para dokter Kanada yang menjadi sukarelawan di Gaza telah melaporkan sejumlah perempuan Palestina yang mengalami pelecehan seksual oleh pasukan Israel Penjajah di depan keluarga mereka.

Seorang perempuan Palestina diperkosa selama 2 hari hingga dia tidak dapat berbicara, namun tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya.

Profesor Kedokteran Klinis Dr Aliya Khan mengungkapkan peristiwa itu saat diwawancarai Middle East Monitor pada Senin, 25 Maret 2024.

Baca Juga: Reruntuhan Gaza capai 23 juta ton puing dan nestapa 2 juta lebih rakyat Palestina

“Mereka memperkosa perempuan, menculik perempuan, mengeksekusi perempuan, dan menarik mayat dari bawah reruntuhan untuk melepaskan anjing mereka ke arah mereka,” ungkapnya.

Jamila al-Hissi, seorang perempuan Palestina, menjadi saksi hidup atas penyiksaan yang terjadi di gedung di sekitar rumah sakit al-Shifa.

Kepada Al Jazeera, ia menceritakan pengalaman getir tentang eksekusi dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pasukan Israel Penjajah terhadap wanita.

Baca Juga: Ramadhan di Palestina: Berbuka puasa dengan pakan ternak, shalat tarawih di reruntuhan masjid

Di tengah kegelapan malam yang tak kunjung usai, kisah pilu lain terungkap dari Gaza. Kelaparan juga menyita nyawa begitu banyak, terutama anak-anak yang tidak berdaya.

Mohammed dan Yahia Haboush, dua malaikat kecil, menjadi korban kekejaman ini. Mereka meninggal dalam genggaman kekurangan obat-obatan dan nutrisi, menggambarkan keparahan krisis kemanusiaan yang melanda.

Setiap nyawa yang hilang bukan hanya sebuah angka dalam statistik, melainkan cerminan dari penderitaan yang mendalam dan berkelanjutan, menggarisbawahi realitas suram yang dihadapi warga Gaza setiap hari.

Selama kunjungannya ke perbatasan Rafah di Mesir, tempat sebagian besar bantuan internasional untuk Gaza ditimbun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.

Dia juga mendesak 'Israel' untuk mengizinkan lebih banyak bantuan dan menghentikan rencana serangan darat di Rafah, tempat ribuan warga Palestina berlindung.

Setelah Al-Qassam mengumumkan kematian seorang tahanan 'Israel' karena kelaparan di Gaza terjasi kekacauan di Tel Aviv dan teriakan pemukim ilegal berdemonstrasi untuk menggulingkan Netanyahu dan menuntut kesepakatan pertukaran tahanan yang cepat.”***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler