WartaBulukumba.Com - Memasuki Ramadhan di Palestina adalah melanjutkan kepiluan di sela-sela ledakan dan kematian. Berbuka puasa dengan pakan ternak dan shalat tarawih di reruntuhan masjid!
Dalam sebuah video mengiris hati yang diunggah Khaberni, seorang anak bernama Muayyad Al-Zarabi, satu-satunya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh Zionis terhadap keluarganya, berkata: “Ramadhan datang kepadaku tanpa ibu, orang tua, dan saudara perempuanku... Mereka semua syahid, dan aku tetap tinggal.”
Di tengah nestapa, masa sulit yang tak terperikan, terlihat sekumpulan anak-anak Gaza menyambut gembira bulan suci, ditayangkan AJ Arabic, meskipun derita perang masih terus menyiksa dan di saat Netanyahu sudah menyatakan akan tetap melancarkan serangan darat ke Rafah.
Baca Juga: Semakin biadab! Penjajah Israel sengaja melaparkan rakyat Palestina
Bayi-bayi meninggal karena kelaparan
Pada hari pertama bulan suci Ramadhan, bayi perempuan Walaa Sammour dan bayi perempuan Walaa Ziyada syahid di Rumah Sakit Kamal Al-Adwan, akibat kekurangan gizi dan kurangnya obat-obatan di Jalur Gaza bagian utara.
Sebuah video beredar di X, malam yang panas di lingkungan Yerusalem yang diduduki. Kekerasan pecah di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem yang diduduki antara warga Palestina dan pasukan penjajah Israel.
Dilaporkan Al Jazeera, truk bantuan UNRWA, pembawa harapan dan kelegaan, terpaksa berbalik arah di perbatasan wilayah pendudukan Israel, sebuah adegan yang sarat dengan ironi.
Di dalamnya, bukan hanya makanan dan pakaian, tetapi alat yang begitu vital: gunting medis untuk kit anak-anak. Philippe Lazzarini, sang komisaris jenderal, dengan nada kecewa namun tegas, menyatakan, "Sebuah truk berisi bantuan baru saja dikembalikan karena terdapat gunting yang digunakan dalam kit medis anak-anak."