Menandai awal Ramadhan, Al Jazeera memajang 13 ribu nama anak Palestina yang dibunuh penjajah Israel

11 Maret 2024, 14:20 WIB
Menandai malam 1 Ramadhan Al Jazeera memasang 13 ribu nama anak Palestina yang dibunuh penjajah Israel. /Al Jazeera

WartaBulukumba.Com - Di bawah langit kelabu, Gaza adalah kota yang terus bergetar di bawah gema pertempuran dan desahan masa sulit.

Menandai malam pertama Ramadhan, Al Jazeera memajang nama lebih dari 13.000 anak Palestina yang dibunuh penjajah Israel sejak 7 Oktober di dinding studionya. 

Di sebuah ruang yang samar-samar terang oleh layar televisi, kilasan berita memantul di dinding-dinding, membawa berita dari tanah yang jauh. Stasiun TV Al Jazeera juga menayangkan video yang dirilis oleh Al Qassam, dengan adegan yang menyeruak dalam gelap, memperlihatkan wajah Sersan Kelas Satu Michael Gal, seorang pria dalam seragam.

Baca Juga: Kisah-kisah pilu Gaza dalam kelaparan dan kematian

Pejuang Palestina terus melakukan perlawanan

Namun, dalam sekejap, adegan menunjukkan detik-detik tragis ketika ia ditembak oleh penembak jitu Al Qassam.

Peluru itu, bagai utusan maut, menembus kepala Gal, mengarungi jarak yang singkat namun fatal, menembus dari satu telinga ke telinga yang lain.

Dalam keheningan malam, dua video lain yang dirilis Al Qassam Hamas memecah kesunyian, menunjukkan betapa bumi dan langit bisa terbelah oleh tindakan perlawanan. Dua drone Al Qassam menjatuhkan bom pada dua kumpulan tentara penjajah Israel.

Baca Juga: Demonstran di Mesir: 'Gaza lapar, kalian pemerintah Arab yang pengecut!'

Layar kemudian berganti, membawa penonton ke tembok-tembok tua dan bersejarah Masjid Al-Aqsa, tempat di mana langit dan bumi bersentuhan dalam doa.

Namun, pembatasan yang keras dan tak berperasaan oleh otoritas Zionis mengubah suasana sakral ini menjadi arena pengekangan.

Pemuda-pemuda yang penuh semangat dan iman, yang hanya ingin menunaikan shalat Tarawih di bulan suci, dilarang memasuki masjid, sementara pintu-pintu Masjid Al-Aqsa tertutup rapat, seperti hati-hati yang telah lama kehilangan empati.

Baca Juga: Semakin biadab! Penjajah Israel sengaja melaparkan rakyat Palestina

Dari layar, narasi berpindah ke Tel al Hawa, di mana malam yang biasanya damai, berubah menjadi mimpi buruk yang nyata.

Anggota keluarga Ibrahim Ashour, wajah-wajah yang hanya ingin hidup dalam kedamaian, tiba-tiba dihadapkan pada kekejaman yang tak terbayangkan.

Serangan udara yang ganas menyapu kehidupan mereka, meninggalkan kisah kesedihan yang akan dikenang oleh waktu - sepuluh nyawa, termasuk tujuh anak kecil yang tak berdosa, dicabut dalam sekali serang.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler