Zionis memusatkan serangan ke Rafah, tempat pengungsian terakhir warga sipil Palestina

- 22 Februari 2024, 20:17 WIB
Seorang ibu di Palestina memberikan ciuman terakhir kepada putranya yang syahid oleh serangan Zionis - Zionis memusatkan serangan ke Rafah, tempat pengungsian terakhir warga sipil Palestina
Seorang ibu di Palestina memberikan ciuman terakhir kepada putranya yang syahid oleh serangan Zionis - Zionis memusatkan serangan ke Rafah, tempat pengungsian terakhir warga sipil Palestina /Quds News Network

WartaBulukumba.Com - Saat fajar masih bersembunyi di balik tirai malam, Rafah terbangun bukan oleh sapaan lembut subuh, melainkan oleh gema nestapa. Masjid Al-Farouq, yang selama ini berdiri sebagai mercusuar iman di Kamp Al-Shaboura, kini layu di bawah cengkeraman kekerasan. Serangan dari langit telah merenggut nyanyian azan, menggantinya dengan tangis puing dan nyala api.

Pada Kamis, 22 Februari 2024, sebelum cahaya mentari menyapa, Rafah diguncang oleh serangkaian serangan udara. Pesawat penjajah 'Israel', dengan sayap yang membawa bencana, melepaskan rudal yang menghantam Masjid Al-Farouq.

Dua rudal menghujam, dan dalam sekejap, bangunan yang semula berdiri megah itu rata dengan tanah, hanya menyisakan puing dan asap yang mengepul ke langit yang masih gelap.

Warga Kamp Al-Shaboura, yang terlempar dari pelukan mimpi ke dalam pangkuan tragedi, berdiri mematung, menyaksikan rumah ibadah mereka yang kini hanya tinggal kenangan. 

Baca Juga: Krisis air bersih warga Gaza terpaksa minum air kotor

Di antara reruntuhan, debu berkejaran dengan asap. Dinding-dinding kokoh kini bergelimpangan bagaikan daun-daun yang gugur sebelum masanya. Sementara itu, petugas Pertahanan Sipil yang berlomba dengan waktu, berusaha menenangkan amarah api dengan semburan air.

 

Pasukan militer 'Israel' telah melancarkan serangan udara di Rafah di selatan Gaza setelah memperingatkan akan adanya ofensif darat yang akan segera terjadi di kota perbatasan tersebut, tempat sekitar 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan setelah melarikan diri dari serangan di seluruh enklave.

Lebih dari empat bulan serangan tanpa henti melalui darat, udara, dan laut telah meratakan sebagian besar Jalur Gaza, mendorong populasi 2,3 juta orangnya ke ambang kelaparan, menurut PBB.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x