Network
WartaBulukumba.Com - Ruang kesedihan adalah sisi paling manusiawi termasuk bagi Billie Joe. Dia mengunci kamarnya di bulan September dan berkata kepada ibunya, "Wake me up when September ends" (Bangunkan aku saat September berakhir).
Vokalis dan gitaris Green Day itu masih berumur 10 tahun saat ayahnya yang didera kanker baru saja meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Saat Billie Joe dewasa dan menjadi musisi, dia berada dalam pusaran kesadaran bahwa sebuah lagu tidak hanya sekadar rangkaian melodi dan lirik, tetapi juga seringkali menjadi jendela ke dalam perasaan seseorang, sebuah medium untuk merawat kenangan atau merangkul kehilangan.
Sepotong kisah muram masa kecil itulah yang membawanya beranjak menulis lagu "Wake Me Up When September Ends" bersama bandnya, Green Day.
Baca Juga: Lirik lagu dan terjemahan 'Wake Me Up When September Ends', kisah tragis vokalis Green Day
Dalam melodi melankolis ini, kita dibawa ke dalam dunia perasaan Billie Joe Armstrong, vokalis dan gitaris Green Day.
Lagu ini tidak hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang penghormatan kepada sang ayah yang telah meninggalkan dunia karena kanker esofagus pada bulan September 1982.
Bagaimana lirik-lirik ini seakan menjadi jendela ke dalam hati kecil Billie Joe yang masih merindukan sosok ayahnya.
Baca Juga: Wake Me Up When September Ends: Kisah muram di balik lagu ikonic Green Day
