Teknologi digital dapat amankan industri di masa pandemi

11 April 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi pemanfaatan teknologi digital untuk bentu sektor UMKM dan pekerja informal /Pikiran-rakyat.com

WartaBulukumba - Percepatan ke masa depan dengan menyintas penerapan teknologi baru dianggap tali pengaman terkuat bagi setiap perusahaan selama pandemi global.

“Pandemi global mendorong perusahaan untuk melakukan percepatan ke masa depan. Banyak perusahaan termasuk di Indonesia menggunakan teknologi dengan cara-cara yang luar biasa dan kecepatan tinggi agar bisnis dan komunitasnya tetap berjalan,” kata Country Managing Director Accenture untuk Indonesia, Kher Tean Chen, dalam siaran pers di Jakarta, Ahad 11 April 2021.

Accenture adalah perusahaan layanan profesional global dengan kemampuan terdepan di bidang digital, cloud, dan keamanan.

Baca Juga: Elon Musk tunjukkan monyet dengan chip otak memainkan videogame sambil berpikir

Dikutip dari laman accenture.com, Accenture telah berkomitmen untuk melayani Indonesia selama lebih dari 50 tahun. 
 
Strateginya melibatkan serangkaian keputusan tentang bagaimana mengubah dan tumbuh bagi yang telah memiliki bisnis, serta cara menskalakan bisnis baru menggunakan strategi investasi yang tepat.
 
Accenture bisa mendukung Indonesia dalam perjalanan transformasinya dengan melakukan inovasi teknologi, transformasi digital, bermitra di Industri 4.0, dan
mengaktifkan tenaga kerja masa depan.
 
Baca Juga: Sepenggal harap seorang penyapu jalanan di Kota Bulukumba

Melansir Antara, Kher merujuk laporan tahunan ke-21 Accenture, bahwa dengan adanya teknologi, perusahaan dapat menciptakan cara-cara baru dalam bekerja dan berbisnis, menciptakan interaksi dan pengalaman baru, serta meningkatkan kesehatan dan keamanan.

Dalam laporan bertajuk “Leaders Wanted: Masters of Change at a Moment of Truth”, digambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan terkemuka mempersingkat transformasi digital selama satu dekade menjadi satu atau dua tahun.

Dengan bergantung pada inti digital yang kuat untuk beradaptasi dan berinovasi secepat kilat, para pemimpin berhasil meningkatkan pendapatan 5 kali lebih cepat dari perusahaan yang saat ini lambat bergerak.

Baca Juga: Persembahaan bunga duka masyarakat Inggris untuk Pangeran Philip dilarang kerajaan

Padahal pada saat rentang waktu 2015 hingga 2018, menurut riset dari Accenture para pemimpin hanya mampu bergerak 2 persen lebih cepat.

 

Accenture melakukan survei ke lebih dari 6.200 pemimpin bisnis dan teknologi untuk laporan Technology Vision, dan 92 persen mengungkapkan bahwa perusahaan mereka berinovasi karena dorongan dan keharusan untuk bertindak tahun ini.

Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih 250 juta jiwa adalah pasar yang besar.

Baca Juga: Melawan 10 pemain dan akhirnya Manchester City kalah, Pep Guardiola mengaku tidak menyesal

Mengutip laman kominfo.go.id, pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Data ini tentu bertambah berkali-kali lipat pada 2021.

Dengan indikator itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.***

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler