Lebih dari penopang ekonomi, pohon aren bersama petani di DAS Balangtieng Bulukumba adalah juga penjaga alam

4 Maret 2024, 05:00 WIB
Bukan hanya penopang ekonomi, pohon aren bersama petani di DAS Balangtieng Bulukumba adalah juga penjaga alam /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Berteduh di bawah naungan hijau pohon aren yang menjulang di bawah langit Bulukumba, suara gemercik air mengalir lembut di antara rerumputan dan dedaunan. Ada ketenangan yang meresap dari setiap sudut kebun. Di sini, di Kawasan DAS Balangtieng, petani Desa Bajiminasa berjalan dengan langkah penuh harapan, menyusuri jalan setapak yang mengarah ke masa depan pertanian yang berkelanjutan.

Saban pagi, sinar matahari merayap perlahan, membangunkan kehidupan di kebun aren. Wajah-wajah petani menyiratkan cerita-cerita perjuangan, harapan, dan ketekunan.

Dunia keliru jika menganggap mereka hanya sekadar penjaga tanaman, lantaran mereka adalah juga pahlawan ekologi yang dengan sabar memelihara keseimbangan alam.

Baca Juga: Petani 12 desa di Bulukumba bersama Dana Mitra Tani dan UNDP mendukung pemulihan ekosistem DAS Balangtieng

Kunjungan Dana Mitra Tani (DMT) ke kebun ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Ini adalah bagian penting dari perjalanan yang membawa pesan kelestarian lingkungan.

Sri Puswandi, sebagai ketua DMT, dengan mata yang berbinar-binar, berbicara tentang visi mereka.

"Pohon aren bukan hanya penopang ekonomi, tetapi juga penjaga alam," kata Sri Puswandi, mengawali kisah penjelajahannya, kepada WartaBulukumba.Com saat ditemui di salah satu kebun petani aren pada Senin, 4 Maret  2024.

Baca Juga: Dana Mitra Tani melatih petani gula aren dari 12 desa di Bulukumba: Produksi dan pelestarian ekosistem

Melindungi produksi sekaligus menjaga alam

Ketua Dana Mitra Tani Bulukumba, Sri Puswandi bersama petani aren/WaratBulukumba.Com

Hampir setiap hari, tim DMT berkumpul, berdampingan dengan petani Desa Bajiminasa. Mereka  melangkah lebih jauh ke dalam hati kebun aren, tempat di mana alam dan manusia berpadu dalam satu irama kehidupan. Kunjungan ini lebih dari sekadar ritual, ini adalah manifestasi dari komitmen DMT dalam mendukung pertanian yang ramah lingkungan.

"Tujuan kami sederhana namun penting," kata Sri Puswandi.

"Kami di sini untuk mendorong dan membantu para petani aren menjaga pohon-pohon mereka. Ini bukan hanya tentang produksi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bersama-sama melindungi alam ini," ungkapnya dengan mata berbinar penuh semangat.

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Simbol keseimbangan ekologi

Wandi, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pohon aren di Desa Bajiminasa, yang rindang dan kokoh, bukan hanya sumber kehidupan bagi para petani, tetapi juga simbol ketahanan dan keseimbangan ekologi. Dengan menggabungkan upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi petani, DMT membawa angin segar bagi keberlangsungan hidup pohon aren dan kesejahteraan petani.

Saat mereka melangkah melewati barisan pohon aren, Sri Puswandi terus menceritakan tentang peran penting pohon ini dalam menjaga keseimbangan alam.

"Setiap pohon aren yang kita tanam dan rawat adalah langkah kecil dalam menghadapi perubahan iklim," ujarnya.

Berjalan melintasi kebun, di bawah naungan pohon aren yang rindang, Sri Puswandi dan tim DMT mengungkapkan rahasia alam yang tersembunyi di balik keindahan hijau ini. Pohon aren, yang telah menjadi saksi bisu perubahan iklim, memegang peranan vital dalam menjaga keseimbangan ekologi.

"Pohon aren bukan hanya pohon, tapi penjaga bumi," ujar Sri Puswandi.

"Mereka menyerap karbon dioksida, menyimpannya dalam bentuk biomassa, dan membantu kita dalam mengurangi dampak pemanasan global."

Pendampingan oleh Dana Mitra Tani 

Di antara dedaunan yang berdesir, terdengar cerita tentang bagaimana pohon aren ini berperan dalam memperkuat ekosistem. Akarnya yang kuat membantu mencegah erosi tanah, sedangkan daunnya yang lebat menjadi tempat perlindungan bagi berbagai spesies burung dan serangga. Pohon aren tidak hanya memberikan hasil ekonomi berupa gula aren, tapi juga menawarkan jasa ekologis yang tidak ternilai.

"Melihat pohon aren ini tumbuh, kita diajak untuk merenung tentang hubungan kita dengan alam," kata seorang petani setempat, matahari memberikan cahaya emas pada wajahnya.

"Pohon ini mengajarkan kita tentang ketahanan dan keharmonisan," imbuhnya.

Di tengah rimbunnya kebun aren, terjalin sebuah kisah kolaborasi antara Dana Mitra Tani dan petani Desa Bajiminasa. Program pendampingan yang dijalankan DMT bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi lebih pada membangun jembatan pengertian antara manusia dan alam.

"Kami berada di sini bukan hanya sebagai pemberi bantuan, tapi sebagai mitra," jelas Sri Puswandi.

"Kami membantu petani dengan pengetahuan, sumber daya, dan dukungan teknis untuk pertanian aren yang lebih berkelanjutan."

Program pendampingan ini meliputi pelatihan tentang cara-cara pertanian ramah lingkungan, penggunaan pupuk organik, hingga teknik penanaman yang efektif. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pohon aren tidak hanya dipelihara untuk keuntungan jangka pendek, tapi juga sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan alam.

Saat matahari mulai tenggelam, petani dan tim DMT berkumpul, tangan-tangan mereka penuh dengan tanah, simbol kerja keras dan dedikasi. Tawa dan percakapan mengalun, membawa pesan bahwa setiap usaha yang dilakukan hari ini adalah langkah ke arah masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler