WartaBulukumba.Com - Seperti manis gula aren, begitu pula manisnya kehidupan di sini, salah satu lekukan lembut damai di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang membentang di sepanjang DAS Balangtieng.
Setiap hari, sebelum matahari mengintip dari balik bukit, petani gula aren telah berjalan menyusuri jalanan setapak menuju kebun mereka. Langkah kaki berirama dengan desir dedaunan, membawa cerita tentang hubungan tak terpisahkan dengan alam.
Di bawah naungan pohon aren yang rindang, mereka memulai hari dengan memeriksa setiap pohon. Mata mereka tajam mengamati, mencari tanda-tanda siap panen. Tangan-tangan mereka, penuh kelembutan dan keakraban, menyentuh kulit pohon, seolah-olah berkomunikasi dengan alam.
Pohon-pohon aren berdiri megah. Di sana, daun-daun berbisik cerita tentang embun pagi dan matahari senja, melukis pemandangan yang bisa menenangkan jiwa sesiapa pun.
Petani gula aren dengan sabar dan lembut, menapaki tanah yang subur, merawat pohon-pohon aren yang menjadi saksi bisu kehidupan mereka. Tangan-tangan kasar mereka bergerak lincah di antara daun dan dahan, namun dengan penuh kelembutan.
Menuju pembentukan Koperasi Petani Gula Aren
Dana Mitra Tani (DMT) dalam sepekan ini menggelar diskusi kelompok-kelompok petani gula aren untuk persiapan pembentukan koperasi petani gula aren DAS Balangtieng.
Baca Juga: Cafe Sawah di wilayah pegunungan Bulukumba: Nongkrong menyesap keindahan alam dan persawahan
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan dan Pendampingan Komunitas Penghasil Gula Merah yang ramah lingkungan melalui Badan Usaha Koperasi untuk mendukung pemulihan dan perlindungan ekosistem DAS Balangtieng.