Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba

- 18 Januari 2024, 13:34 WIB
Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba
Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di sini, di DAS Balangtieng, salah satu bagian dari Kabupaten Bulukumba yang kerap mengalun dalam bahasa sunyi. Pohon-pohon aren berdiri gagah, menorehkan bayangan panjang di atas tanah yang subur. Seolah pelukis langit, mengecat awan dengan nuansa hijau dan emas saat matahari terbit.

Sungai yang meliuk adalah urat nadi yang membawa kehidupan. Di tengah harmoni alam inilah, Dana Mitra Tani (DMT) Kabupaten Bulukumba memulai simfoni pelestarian, sebuah tarian halus antara manusia dan alam, dimana setiap gerak adalah upaya untuk menjaga keseimbangan yang sakral.

Di tengah hamparan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng, sebuah gerakan baru sedang meliuk-liuk seperti dedaunan ditiup angin. 

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Melestarikan lingkungan dan cara hidup

Ketua Dana Mitra Tani, Sri Puswandi, bersama petani gula aren di DAS BAlangtieng/WartaBulukumba.Com
Ketua Dana Mitra Tani, Sri Puswandi, bersama petani gula aren di DAS BAlangtieng/WartaBulukumba.Com

Dana Mitra Tani (DMT), sebuah lembaga yang berkomitmen pada pengembangan pertanian berkelanjutan, telah memulai serangkaian pertemuan kelompok yang penting.

Pertemuan ini bukan sekadar kumpul biasa; mereka merupakan batu loncatan untuk pembentukan koperasi petani aren, sebuah langkah strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menghidupkan ekonomi lokal.

Ketua Dana Mitra Tani (DMT), Sri Puswandi, mengungkapkan esensi inisiatif ini.

“Kami tidak hanya menciptakan koperasi, tetapi juga membangun komunitas. Setiap pertemuan, kunjungan, dan diskusi adalah langkah untuk memperkuat ikatan antara petani, tanah, dan tradisi mereka. Ini bukan sekadar tentang gula aren, tapi tentang melestarikan sebuah cara hidup," terang Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com pada Kamis, 18 Janauri 2024.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x