Coca-cola pun dipaksa ikut dalam gerakan anti diskriminasi

- 28 Maret 2021, 20:54 WIB
Seorang demonstran memegang tanda selama protes damai di luar World of Coca-Cola di Atlanta
Seorang demonstran memegang tanda selama protes damai di luar World of Coca-Cola di Atlanta /Alyssa Pointer/Atlanta Journal-Constitution via AP

WartaBulukumba - Di Amerika Serikat, diskriminasi dan isu rasial selalu menjadi topik yang hangat yang menyita banyak perhatian. Mereka yang berkulit hitam dari keturunan Afrika-Amerika, kerab menjadi korban.

Rasisme dan diskriminasi warna kulit ini juga turut memanas di kancah Pemilihan Umum di negara bagian Georgia.

Dalam aturan Undang-Undang Pemilu terbaru di negara bagian itu telah melakukan pembatasan partisipasi bagi mereka yang berkulit hitam dan cokelat.

Baca Juga: Pelukis Mesir ini sangat mirip Messi dan bikin senang anak-anak panti asuhan

Aturan terbaru dalam Undang-Undang itu memberlakukan persyaratan identifikasi tambahan untuk surat suara yang tidak hadir, pembatasan kotak taruh dan penutupan pemungutan suara sebelumnya.

Pembatasan partisipasi itu menuai gelombang penolakan sejumlah aktivis. Mereka pun mendesak perusahan minuman ringan, Coca-cola, yang berbasis di Atlanta untuk melebur dalam gelombag penolakan.

Para aktivis bahkan menyerukan boikut pada perusahaan itu sampai mereka merapatkan barisan dalam menentang perubahaan Undang-Undang yang dianggap penuh diskriminasi.

Baca Juga: Politisi Partai Demokrat sebut dua kader kubu Moeldoko disambar petir di Hambalang

Dilansir WartaBulukumba dari New York Post, Gereja Episkopal Metodis Afrika yang mewakili 500 gereja kulit hitam pada Kamis 25 Maret 2021, menyerukan boikot dan tagar #BoycottCocaCola menjadi trending di negara itu hingga akhir pekan.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x