Rakyat palestina menatap pemilu, di sisi lain ada keretakan di tembok perlawanan

- 7 Maret 2021, 17:59 WIB
Suatu hari di Jalur Gaza Palestina.
Suatu hari di Jalur Gaza Palestina. /PIXABAY/hosny salah

WartaBulukumba - Ketika rakyat Palestina sedang menatap pemilihan umum untuk kali pertama dalam 15 tahun, di lain sisi ada keretakan yang dalam di tembok-tembok perlawanan Palestina.

Tidak ada lumut di tembok perlawanan itu. Namun pucuk pimpinan negeri itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas tengah berjuang melawan keretakan yang akan menjepit tubuh partainya, Fatah.

Ada ancaman baru yang sedang menggelinding ke arah dominasinya atas politik Palestina. Fakta di satu sisi, hari ini Mahmoud Abbas masih bertahan. Sementara itu fakta di sisi berbeda, zionis Israel tetap menjajah bumi Palestina.

Baca Juga: Milisi Houthi Pro Iran menyerang Arab Saudi dengan drone

Tawaran yang memisahkan diri dari salah satu sekutu partai Abbas telah meningkatkan spekulasi bahwa dia mungkin membatalkan pemungutan suara presiden yang direncanakan pada Juli, karena khawatir akan adanya tantangan potensial oleh Marwan Barghouti, seorang pemimpin populer Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, Ahad 7 maret 2021, Abbas menyangkal dia memiliki rencana untuk menunda atau membatalkan pemilihan presiden.

Barghouti, sekarang 61, adalah kekuatan pendorong dalam pemberontakan 2000-2005 Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki Israel. Dia dijatuhi hukuman oleh pengadilan Israel pada tahun 2004 dengan hukuman penjara seumur hidup setelah dihukum atas beberapa serangan mematikan terhadap Israel oleh militan Palestina. Barghouti selalu membantah tuduhan itu.

Baca Juga: Andi Utta harapkan PKS mengawal pemerintahan di Bulukumba

Abbas, 85, telah memerintah Otoritas Palestina (PA) di wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri di Tepi Barat melalui dekrit selama lebih dari satu dekade. Pada bulan Januari, ia mengumumkan pemungutan suara presiden dan legislatif - sebuah langkah yang sebagian besar dilihat sebagai tanggapan terhadap kritik domestik dan Barat atas legitimasi demokratis kepresidenannya.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x