Nama asli Haji Kantoro adalah Haji Muhammad Yahya. Ulama ini merupakan keturunan Raja Bone ke 16.
Raja atau Arung Bone ke 16 bernama La Patau Matanna Tikka yang digelar Matinroe ri Nagauleng.
Dalam Lontaraq Akkarungeng ri Bone disebutkan bahwa Arung Palakka sebelum wafat telah mewariskan takhta Bone kepada kemenakannya, La Patau Matanna Tikka, putra pasangan La Pakkoko Arung Timurung dengan We Mappolobombang Maddanreng Palakka.
Pewarisan takhta itu dipersaksikan kepada seluruh orang Bone, Hadat Bone dan Lili Passeyajingeng Bone.
Haji Muhammad Yahya digelar Haji Kantoro karena dikenal sebagai orang yang dipercayakan oleh pemerintah saat itu untuk mengurus administrasi kependudukan masyarakat setempat.
Kata 'kantoro' dalam bahasa Bugis menunjukkan makna "urusan administrasi' atau 'urusan kantor'.
Haji Kantoro juga dikenal sebagai katte, yang di zaman sekarang serupa Kepala KUA. Namun orang yang menjadi katte pada masa itu juga mengurus masjid dan semua hal yang berkaitan urusan keagamaan di tengah masyarakat, seperti mengajari ilmu agama.
Kisah Unik di balik Pembangunan Masjid Taqwa Ponre
Muhammad Yahya adalah pendiri Masjid Taqwa Ponre yang proses pembangunannya dilakukan pada sekitar tahun 1912-1914.