Kata Puput, jauh sebelumnya telah banyak menulis, cerpen, hanya saja karena terkendala biaya, akhirnya mengurung niatnya untuk menerbitkannya dalam sebuah buku. Cerpen karangan Puput masih tersimpan rapi. Hingga akhirnya mendapat suppor dari kerabatnya dan memutuskan mencetak novelnya.
"Semoga saya bisa menjadi seorang penulis dan bisa membuat karya-karya tulisan yang bermanfaat," ucapnya penuh harap.
Seperti kupu-kupu yang berusaha mencapai langit, begitu juga Puput, membumikan sayap kecilnya untuk mencapai mimpinya.
Ia tak sendirian, sebab di belahan dunia lain, pasti ada banyak hati yang terhanyut oleh karya-karyanya.***