Ada apa dengan Papua Pegunungan dan Lukas Enembe? Bendera Bintang Kejora juga muncul!

29 Desember 2023, 13:23 WIB
Ada apa dengan Papua Pegunungan dan Lukas Enembe? Duka di Sentani justru jadi bara /Tangkapan layar Malang Hits

WartaBulukumba.Com - Ada apa dengan Papua Pegunungan dan Lukas Enembe? Duka di Sentani, iring-iringan jenazah mantan orang nomor satu Papua itu justru awal dari sebuah bara, meletup menjadi kerusuhan. Ruko terbakar, letusan tembakan terdengar, orang-orang terlihat kalap, sebagian panik.

Video-video amatir di lokasi kerusuhan yang beredar di media sosial sejak Kamis malam, 28 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada 'bara api dalam sekam' yang selama ini terselubung dan akhirnya menguar.

Sejumlah video warga memperlihatkan kelompok massa yang menamakan diri Kelompok Nusantara melakukan sweeping terhadap kendaraan yang melintas. Dari keterangan video diketahui bahwa mereka mencari orang Papua Pegunungan.

Dilaporkan puluhan orang terluka, puluhan bangunan dibakar. Wilayah Sentani, Abe, Waena, yang berbatasan dengan Jayapura, ibu kota Papua, didera ketegangan.

Baca Juga: Sederet fakta sosok mendiang Zhafirah Zahrim Febrina salah satu korban erupsi Gunung Marapi yang viral

Arak-arakan massa membawa jenazah Lukas Enembe dari bandar udara Sentani menuju Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) di Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Kamis. Kericuhan sudah mewarnai iring-iringan saat itu.

Dalam perjalanan menuju STAKIN di Sentani, Kabupaten Jayapura, sejumlah orang membakar sebuah mobil, merusak sepeda motor dan melempar batu ke sejumlah bangunan.

"Ada satu mobil yang dibakar," kata wartawan Jubi, Islami Adisubrata, yang berada di lokasi kejadian, kepada BBC News Indonesia, Kamis.

Sebuah video yang beredar di media sosial, memperlihatkan aparat kepolisian terlihat di jalan-jalan yang dilalui arak-arakan.

Baca Juga: Tersangka korupsi Proyek Peningkatan Jalan di Selayar kembalikan kerugian negara Rp1 milyar

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan situasi pasca terjadinya kericuhan sekelompok masyarakat saat proses arak-arakan mendiang mantan Gubernur Papua Lukas Enembe sudah aman terkendali.

"Sempat tadi ada sedikit aksi dari beberapa kelompok masyarakat. Namun, setelah itu bisa diantisipasi," kata Kapolri, dikutip dari PMJ News pada Kamis.

Kapolri menyebut telah meminta seluruh aparat mempersiapkan diri untuk mengamankan proses pemakaman Lukas Enembe. Ia juga meminta jajarannya bisa menjaga situasi di Papua agar tetap terkendali.

"Kami juga sudah menyampaikan kepada seluruh aparat di sana, untuk betul-betul mempersiapkan diri menghadapi dan menjaga situasi bisa tetap terkendali," ujar Kapolri.

Baca Juga: Berapa gaji PPPK guru dan non guru? Ini rinciannya

Pj Gubernur Papua masih dirawat di rumah sakit

Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua mengimbau kepada seluruh masyarakat Maluku setempat harus menjaga situasi agar tetap tenang pada masa perkabungan mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Ketua Ikemal Tanah Papua Christian Sohilait di Jayapura Jumat mengatakan, terkait adanya isu provokasi dengan mengatasnamakan keluarga Maluku, itu merupakan berita hoaks atau bohong.

“Berita yang kini beredar merupakan hoaks, untuk itu kepada seluruh masyarakat Maluku di Tanah Papua agar tidak terprovokasi mengenai isu tidak benar tersebut,” katanya, dikutip dari Antara pada Jumat.

Menurut Chistian, pihaknya juga meminta agar keluarga Maluku tetap tenang dan tidak terprovokasi isu tersebut.

“Mari menjaga diri dan lingkungan serta memberikan kepercayaan terhadap pihak keamanan untuk menyelesaikan isu serta permasalahan yang ada,” katanya.

Dia menjelaskan, terkait dengan kondisi Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun yang terkena lemparan batu kini telah ditangani oleh pihak rumah sakit.

“Kami juga mengajak masyarakat agar berdoa untuk pemulihan Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun,”katanya lagi.

Dia menambahkan, pihaknya mengingatkan kembali kepada seluruh warga Maluku dan masyarakat Papua untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap damai dan tenang, di mana saat ini masih dalam masa perkabungan ats meninggalnya Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

“Kami keluarga Maluku turut berdukacita meninggalnya Mantan Gubernur Papua dua periode,” katanya.

Bendera Bintang Kejora turut menyambut jenazah Lukas Enembe

Bendera Bintang Kejora terlihat dalam video dan foto yang beredar di media sosial saat iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura, pada Kamis.

Situasi kota dan kabupaten Jayapura setelah kedatangan jenazah Lukas Enembe tanpa aktivitas sejak pagi hingga sore hari. Kondisi sempat mencekam lantaran aksi anarkistis ribuan masa simpatisan almarhum Lukas Enembe.

Saat nama Irian Jaya berganti jadi Papua pada tahun 2000, empat gubernur telah menjabat termasuk Freddy Numberi yang disebutkan di atas. Setelah Freddy Numberi, yang menjabat adalah Jacobus Solossa yang merupakan anggota puak Ayamaru dari Sorong di wilayah kepala burung yang kini masuk Provinsi Papua Barat. Setelah itu, Barnabas Suebu terpilih dan kembali memimpin pada 2006 dan menjabat hingga 2011, akhirnya digantikan oleh Lukas Enembe. 

Terpilihnya Lukas Enembe menjadi tonggak sejarah penting terkait kepemimpinan daerah di Papua. Ia lahir di Tolikara yang kini masuk provinsi pemekaran Pegunungan Papua. Lukas Enembe adalah putra Papua Pegunungan pertama yang berhasil jadi orang nomor satu di Papua. Ini yang kemudian menjadi salah satu petunjuk soal apa yang terjadi di Sentani, kemarin. 

Wilayah pegunungan Papua yang kini telah dipecah menjadi beberapa provinsi adalah salah satu kawasan dengan kekayaan alam paling melimpah di Indonesia. Keuntungan besar yang diperoleh Freeport dari gunung emas di Tembagapura selama bertahun-tahun jadi buktinya.

Ironisnya, dengan kekayaan alam sedemikian, wilayah pegunungan Papua sejauh ini masih merupakan salah satu wilayah paling tertinggal di Tanah Air. 

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia di wilayah itu adalah salah satu yang paling rendah, demikian juga soal akses pendidikan dan kesehatan. 

Hingga saat ini, kelompok separatis bersenjata masih sangat aktif di wilayah-wilayah tersebut. Rekrutmen anggota kelompok separatis juga tak berhenti mengingat sentimen terhadap pemerintah pusat yang diduga akibat ketidakadilan.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler