Google Doodle rayakan Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia, Tomy Satria salah satu pejuang di baliknya

7 Desember 2023, 14:19 WIB
Hari iniGoogle Doodle rayakan Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia, begini kisah salah satu pejuang di baliknya /Kolase foto Google Doodle dan dokumen foto Tomy Satria Yulianto

WartaBulukumba.Com - Ada lukisan samudra biru dan Pinisi berlayar dengan gagah di atasnya. Layar-layarnya berwarna merah. Dibingkai figura emas dengan tulisan 'Google' bergaya klasik. Google Doodle merayakan Kapal Pinisi dari Bulukumba sebagai Warisan Budaya Dunia tak benda oleh UNESCO pada hari ini, Kamis 7 Desember 2023. 

Sejarah Kapal Pinisi telah diulas dalam berbagai literatur, makalah ilmiah, situs-situs online, dan diskusi kemaritiman secara global di banyak negara.

Tahukah Anda? Penetapan Kapal Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda sejak 7 Desember 2017 silam, tidak bisa dilepaskan dari peran penting sosok Tomy Satria Yulianto (TSY), Wakil Bupati Bulukumba saat itu.

Baca Juga: Sejarah Kapal Pinisi dari Bulukumba: Warisan Budaya Dunia Tak Benda yang jadi Tema Google Doodle hari ini

TSY menghadiri Sidang ke-12 UNESCO di Pulau Jeju Korsel

TSY bersama pemerintah daerah dan DPRD Bulukumba menghadiri Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage-ICH) UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan saat itu.//Dok. Humas Pemkab Bulukumba

TSY bersama pemerintah daerah dan DPRD Bulukumba menghadiri Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage-ICH) UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan saat itu.

Melalui pembicaraan sejumlah sesi yang cukup memelahkan,  kemudian Kapal Pinisi Indonesia disahkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda di Paris, Prancis.

Hingga akhirnya, seni pembuatan Pinisi diresmikan UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Manusia Tak Benda dan menjadi penghargaan pertama di dunia maritim internasional.

Baca Juga: Melacak asal usul Pinisi Bulukumba yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia

TSY memakai pakaian adat Kajang dalam Sidang ke-12 UNESCO

TSY memakai pakaian adat Kajang dalam Sidang ke-12 UNESCO//Dok. Humas Pemkab Bulukumba

"Doodle hari ini merayakan Pinisi - alat layar tradisional Indonesia yang digunakan pada kapal-kapal yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu," tulis Google di laman resminya.

Melansir dari laman Kemendikbud.go.id, Tomy Satria Yulianto, hadir dalam Sidang dan memberikan sambutan sambil memakai sarung dan topi adat.

Kesiapan Indonesia dalam mempertahankan Pinisi ini terlihat sangat serius oleh para peserta Sidang. Setelah ditetapkan, banyak negara-negara sahabat Indonesia yang menyalami Indonesia.

Baca Juga: Annyorong Lopi: Ritual sakral masyarakat Bulukumba melepas perahu Pinisi ke laut

Mereka terlihat merasa senang melihat bagaimana Pinisi dicatatkan di ICH setelah melihat dokumen dan video yang ditayangkan.

Mengetahui hal ini Tomy Satria merasa bangga dan bersyukur telah menjadi bagian dari perjuangan dalam mempersembahkan Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

"Ini adalah kesyukuran bagi saya, bagi masyarakat Bulukumba, dan masyarakat Sulawesi Selatan. Pemkab bersama DPRD Bulukumba saat itu hadir menyampaikan jika Pinisi memang layak jadi warisan dunia," kata TSY kepada awak media pada Kamis, 7 Desember 2023.

Menurut Tomy Satria, perayaan Google Doodle hari ini terhadap Pinisi, juga harus dirayakan dengan senang hati oleh masyarakat Bulukumba.

"Tentunya, ini adalah prestasi terbaik saya secara pribadi dimana saat itu saya sebagai Wakil Bupati Bulukumba tampil di dunia, bersaing mempresentasikan Pinisi yang lahir dari tangan-tangan tulus masyarakat Bulukumba.

TSY menekankan, prestasi ini harus terus dijaga dan dirawat agar dunia terus menerus mengakui Bulukumba sebagai daerah terciptanya Pinisi.

Diketahui, Kapal Pinisi terinspirasi dari gaya tali-temali Eropa, mereka menyadari bahwa dengan menghilangkan tiang buritan tengah, kapal dapat melaju lebih cepat - sebuah keuntungan besar untuk mengangkut kargo dan manusia.

"Desain Pinisi yang megah menampilkan lambung besar yang menggantung di bagian depan kapal" kata Google kembali.

Pada tahun 1980-an, orang-orang mulai menambahkan mesin pada perahu Pinisi.

Setelah bertahun-tahun berbagi desain secara lisan, cetak biru perahu ini secara resmi dimodifikasi pada tahun 90-an.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler