WartaBulukumba - Tidak ada satupun perahu Pinisi di Bulukumba yang boleh lahir sebelum melewati Anyorong Lopi! Dalam ritual sakral ini terdengar riuh rendah riak ombak yang beriringan dengan suara riang gembira dari para warga setempat.
Angin pantai dari laut Bulukumba berhembus lembut, membelai wajah-wajah yang penuh harap. Pasir putih menyapa telapak kaki yang berjalan menuju tepi laut. Suara deburan ombak mengisi telinga, memberi irama yang tenang. Di hadapan mereka, perahu cantik terhampar dengan megah, menghadap ke lautan biru.
Annyorong Lopi sejak berabad-abad silam hingga hari ini merengkuh setia tradisi masyarakat maritim di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Annyorong Lopi adalah sebuah upacara adat yang melibatkan masyarakat Bonto Bahari sebagai ungkapan syukur atas selesainya pembuatan sebuah perahu.
Baca Juga: Melayari asal usul Pinisi Bulukumba dari cerita rakyat 'Sawerigading'
Pengertian Annyorong Lopi
Annyorong Lopi, dua kata yang terangkai erat, memiliki makna mendalam di dalam kehidupan masyarakat setempat.
Annyorong berarti "mendorong," sedangkan Lopi berarti "perahu." Jadi, Annyorong Lopi dapat diartikan sebagai "mendorong perahu" atau "peluncuran perahu."
Namun, kegiatan ini tidak sekadar aktivitas rutin bagi nelayan untuk berlayar ke laut atau pulang ke daratan, tetapi merupakan sebuah ritual sakral yang dihiasi dengan kepercayaan dan tradisi kuno yang kuat dalam alam pikiran warga setempat.