Bendera Merah Putih terinspirasi dari Hadits Rasulullah SAW

- 1 Agustus 2023, 07:00 WIB
Bendera Merah Putih
Bendera Merah Putih /pinters

WartaBulukumba.Com - Lembaran hari-hari  bersejarah bangsa ini tak pernah lepas dari kibaran sejarah Sang Saka Merah Putih. Makna filosofisnya pun mengangkasa.

Dalam ruh bendera, terdapat merah, yang melambangkan keberanian dan semangat perjuangan. Di sisi lain, putih merepresentasikan kesucian dan ketulusan dalam pengabdian.

Digabung dalam harmoni, Sang Saka Merah Putih memancarkan pesan mulia: berjuang dengan sepenuh hati dan kesetiaan bagi tanah air, hingga titik darah penghabisan.

Baca Juga: Perjalanan ruh, perbuatan kerabat-kerabatnya yang masih hidup ditampakkan di alam barzakh

Benarkah inspirasi bendera merah putih berasal dari hadits Rasululah SAW?

Hadits yang menyatakan tentang bendera atau panji Rasululloh SAW terdiri dari merah dan putih berbunyi:

عَنْ كَرِز بْنِ أسَامَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقَدَ رَايَةً لِبَنِي سُلَيْمٍ حَمْرَاءَ

Artinya: “Dari Kariz bin Usamah bahwa Rasulullah SAW menetapkan untuk panji (bendera kecil) Bani Salim berwarna Merah.” (HR. Thabrani dalam kitabnya Al-Mu’jamul Kabir No. 425).

Baca Juga: Shampo dan sabun bisa mengakibatkan mandi wajib tidak sah

عَنْ عَمْرَةَ قَالَتْ: كَانَ لِوَاءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْيَضَ

Artinya: “Dari ‘Amrah, adalah bendera Rosulullah SAW berwarna putih.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannafnya bab fi ‘aqdil liwaa’ wat tikhadzihi No. 33611).

Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya berjudul "Api Sejarah" menulis, bendera Rasulullah SAW berwarna Merah Putih seperti yang ditulis oleh Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Jilid X, halaman 340. Dari Hamisy Qasthalani.

 

Bendera Rasulullah SAW

 
Dalam buku berjudul "Api Sejarah" karya Ahmad Mansur Suryanegara, disebutkan bendera Republik Indonesia (RI), Sang Saka Merah Putih, adalah bendera Rasulullah SAW.

Para ulama berjuang untuk mengenalkan Sang Saka Merah Putih sebagai bendera Rasulullah SAW kepada bangsa Indonesia dengan mengajarkannya kembali sejak Abad Ketujuh Masehi atau abad kesatu Hijriah. Masa ini bertepatan dengan masuknya agama Islam ke Nusantara.

Mansyur menyatakan para ulama membudayakan bendera merah putih dengan berbagai sarana antara lain tiga cara berikut ini:

Baca Juga: Ghazwatul Hind berdasarkan Nubuwah Rasulullah SAW adalah gerbang Perang Dunia 3?

Pertama, setiap awal pembicaraan atau pengantar buku, sering diucapkan atau dituliskan istilah Sekapur Sirih dan Seulas Pinang. Bukankah kapur dengan sirih akan melahirkan warna merah? Lalu, apabila buah pinang diiris atau dibelah, akan terlihat di dalamnya berwara putih?

Kedua, budaya menyambut kelahiran dan pemberian nama bayi serta Tahun Baru Islam senantiasa dirayakan dengan menyajikan bubur merah putih?

Ketiga, pada saat membangun rumah, di susunan atas dikibarkan Sang Merah Putih. Setiap hari Jum’at, mimbar Jum’at di Masjid Agung atau Masjid Raya dihiasi dengan bendera merah putih.

Mansyur pun menyatakan pendekatan budaya yang dilakukan para ulama telah menjadikan pemerintah kolonial Belanda tidak sanggup melarang pengibaran bendera merah putih oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Misteri Muhammad Accord: Perjanjian antar Federasi Alien di zaman Rasulullah SAW?

Mengutip laman Jatim.nu.or.id, dalam rubrik "Keislaman" dengan artikel "Ternyata Hadits Ini Inspirasi Bendera Merah Putih" yang ditulis oleh Ahmad Karomi pada Rabu, 17 Agustus 2022, ada penjelasan menarik soal bendera kebangsaan Indonesia ini.

Dijelaskan oleh Ahmad Karomi  bahwa pilihan warna merah dan putih untuk bendera Indonesia terinspirasi dari hadits Nabi.
 
Hal ini disampaikan oleh KH. Abdullah Habib Faqih yang bersumber dari kisah Habib Husain bin Abu Bakar Al-Idrus Luar Batang. 
Berikut haditsnya:
 
عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى زَوَى لِي الْأَرْضَ حَتَّى رَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَأَعْطَانِي الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ
 
Artinya: Diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah mengumpulkan bumi untukku sehingga aku bisa melihat (kejayaan Islam) di Timur dan Barat. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah ditampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)
 
 
Penjelasan mengenai warna merah putih disebutkan dalam kitab Aunul Ma’bud:
 
الْأَحْمَر وَالْأَبْيَض: أَيْ الذَّهَب وَالْفِضَّة . وَفِي النِّهَايَة فَالْأَحْمَر مُلْك الشَّام وَالْأَبْيَض مُلْك فَارِس ، وَإِنَّمَا قَالَ لِفَارِس الْأَبْيَض لِبَيَاضِ أَلْوَانهمْ وَلِأَنَّ الْغَالِب عَلَى أَمْوَالهمْ الْفِضَّة ، كَمَا أَنَّ الْغَالِب عَلَى أَلْوَان أَهْل الشَّام الْحُمْرَة وَعَلَى أَمْوَالهمْ الذَّهَب اِنْتَهَى . قَالَ النَّوَوِيّ : الْمُرَاد بِالْكَنْزَيْنِ الذَّهَب وَالْفِضَّة ، وَالْمُرَاد كَنْز كِسْرَى وَقَيْصَر مَلِكَيْ الْعِرَاق وَالشَّام
 
Artinya: Merah dan putih maksudnya adalah emas dan perak. Dalam kitab nihayah: merah adalah kerajaan Syam, putih adalah kerajaan Persia. Persia disebut putih karena putihnya warna kulit mereka dan mata uang mereka adalah perak. Begitu juga penduduk Syam yang umumnya warna kulitnya merah, mata uang mereka adalah emas. Imam Nawawi berkata : Maksud merah dan putih adalah emas dan perak. Sedangkan maksud harta simpanan Kisra dan Kaisar yaitu dua kerajaan Irak dan Syam.
 
 
Kemudian kitab Aunul Ma’bud melanjutkan:
 
قَالَ النَّوَوِيّ : فِيهِ إِشَارَة إِلَى أَنَّ مُلْك هَذِهِ الْأُمَّة يَكُون مُعْظَم اِمْتِدَاده فِي جِهَتَيْ الْمَشْرِق وَالْمَغْرِب
 
Artinya: Imam Nawawi berkata, bahwa hadits ini memberikan isyarat sesungguhnya kerajaan umat Islam akan mencapai kejayaan, terbentang di Timur dan Barat.
 
Meski demikian dalam beberapa syarah disebutkan bahwa merah putih adalah emas perak yang identik dengan kekayaan melimpah, kesuburan dan kemenangan. Apakah dengan kejayaan tersebut perjuangan Islam telah usai? Ternyata tidak.
 
 
Sebab redaksi hadits di atas ada kelanjutannya, bahwa kejayaan umat Islam yang menyebar di penjuru Timur dan Barat akan mengalami fitnah di antara umat Islam sendiri.
 
Berikut lanjutan redaksi haditsnya:
 
وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا
 
Artinya: Dan sesungguhnya aku meminta kepada Allah agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan yang parah, dan Allah tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai umatku selain diri mereka sendiri, sehingga menyerang perkumpulan mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa diubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan parah dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka (umatmu) selain diri mereka sendiri, lalu mereka menyerang perkumpulan mereka sendiri, walaupun musuh mengepung dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagian lainnya dan saling menawan satu sama lain. (HR. Muslim no. 2889).
 
Demikianlah, Sang Saka Merah Putih dari salah satu lekuk sejarah yang berkaitan dengan perspektif Islam.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x