Prof Dr Mattulada cendekiawan dan tokoh sastra nasional dari Bulukumba dengan karya-karya yang mendunia

- 4 Mei 2022, 08:00 WIB
Prof Dr Mattulada
Prof Dr Mattulada / identitasunhas.com

Mattulada -yang artinya Penyambung Adat – di hari tuanya lebih banyak di rumah, membaca buku, menulis sambil ditemani istrinya, A Ressang. Putri tunggalnya, Drg Indria Kirana.  Kebiasaan Mattulada semasa hidupnya adalah berpuasa setiap Senin-Kamis.

Baca Juga: Mengulik fakta sejarah Fatmawati Soekarno dan hubungannya dengan pergerakan Muhammadiyah

Nama Prof. Dr Mattulada pernah menjadi buah bibir nasional pada tahun 1980-an. Pada saat hanya sedikit orang yang berani berbicara yang ‘nyeleneh’, cendekiawan yang agak eksentrik ini dengan lantang menyebut Indonesia sebagai ‘negara pejabat’.

Dia seorang intelektual yang sangat bernas dan berkualitas, di samping kompetensi utamanya sebagai seorang sejarawan dan antorpolog. Ia menyelesaikan pendidikan doktor di Universitas Indonesia 1 Maret 1975.       

Ketika muncul Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), Mattulada termasuk salah seorang pendukungnya. Dia menginginkan melalui Permesta itu, daerah harus memperoleh porsi 70% dan pusat 30% dari potensi daerah. Tuntutan itu ternyata menjadi salah satu harapan pemerintah daerah di era otonomi daerah sekarang ini.

Sejarawan, antropolog, budayawan dan sastrawan itu meninggal dunia pada 12 Oktober 2000. Aula Mattulada di Fakultas Sastra Unhas dan Perpustakaan Mattulada di Gedung Rektorat Unhas Makassar adalah salah satu cara mengabadikan namanya. 

Aneh memang, justru di kampung halamannya sendiri, Bulukumba, tidak secuilpun perhatian pemerintah untuk sekedar mengabadikan namanya apalagi mengadopsi pemikiran-pemikirannya yang brilian.***

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah