WartaBulukumba.Com - Derita kelaparan di wajah Gaza yang kelam terus terukir sedih di sela hunjaman ledakan bom dan rudal. Bukan hanya syahid karena agresi dan genosida yang dilancarkan Zionism warga Palestina juga semakin banyak yang meninggal akibat kelaparan, dehidrasi dan malnutrisi. Di sektor utara yang terlantar, Ahmed Ahil, seorang bocah berusia tiga tahun, menjadi korban bisu dari sebuah tragedi yang lebih besar.
Hidupnya, yang baru saja menginjak masa kanak-kanak, terenggut oleh kekeringan dan kekurangan gizi. Matanya yang semula berbinar kehilangan cahaya di tengah kebrutalan Zionis dan kelaparan, sebuah kenyataan pahit yang merenggut masa depannya.
Kisah Ahmed adalah cerminan dari penderitaan tak terhitung yang dialami anak-anak di Jalur Gaza, tempat kekurangan gizi bukan hanya statistik, melainkan wajah-wajah nyata dengan mimpi dan harapan yang kini terkubur bersama debu kenangan. Fotonya yang memilukan beredar di X.
Baca Juga: Semakin biadab! Penjajah Israel sengaja melaparkan rakyat Palestina
Seorang gadis muda Palestina juga meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, diwartakan Quds News Network pada Sabtu, 9 Maret 2024.
Laporan dari Sky News juga menyoroti kelaparan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dengan para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkunjung pekan lalu dan menegaskan bahwa anak-anak Palestina sedang kelaparan dan hampir mati.
Diwartakan Middle East Eye, tiga anak baru saja meninggal di Kompleks Medis Al-Shifa akibat kekurangan gizi dan dehidrasi, menambah jumlah korban menjadi 23 dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Kisah-kisah pilu Gaza dalam kelaparan dan kematian
Bayi dan anak-anak yang tewas capai 15.000 ribu lebih
Sebuah video yang beredar di X, Zaina, bayi berusia 5 bulan dari kamp pengungsi Al-Nusairat, tewas akibat serangan pesawat tempur penjajah Israel. Total bayi dan anak-anak yang tewas akibat serangan Zionis mencapai 15.000 dalam lima bulan terakhir.