Network
WartaBulukumba.Com - Sebuah cahaya menyala tiba-tiba, membelah langit Beirut. Suara mendesing terdengar, mengumumkan kedatangan bencana. Rudal itu menyentuh tanah Lebanon, menghantam sudut kota dengan dahsyat. Api menyala, debu mengepul. Beirut, sekali lagi, menyaksikan luka pada Selasa malam, 3 Januari 2024.
Dalam tayangan NBC pada Selasa, hasil wawancara dengan penasihat senior Netanyahu, Mark Regev, mengakui bahwa 'Israel' melakukan serangan di Beirut Selasa malam yang menewaskan 7 orang, melanggar kedaulatan Lebanon dan dapat menyebabkan perang besar.
Pembunuhan kepada para perwira mujahidin di Lebanon memantik reaksi keras dari Brigade Martir Al-Aqsa.
Baca Juga: Ratusan mujahidin Al Qassam Hamas masih dalam daftar tunggu tak sabar terjun berjihad
Mereka melakukan operasi penembakan ke arah pos pemeriksaan “Annab”, sebagai respons awal terhadap pembunuhan pemimpin Sheikh Saleh Al-Arouri dan rekan-rekannya.
Brigade Martir Al-Aqsa mengumumkan penargetan pasukan pendudukan yang menyerbu Tulkarem dan menghadapi mereka di kamp Al-Shuhada dan Nur Shams.
"Mujahidin kami mampu menargetkan pasukan pendudukan di masjid tua di pinggiran Shweika di Tulkarem dengan peluru berat," demikian salah satu pernyataan mereka pada Selasa malam melalui rilis di channel Telegram.
Baca Juga: Menguak sosok pejuang Palestina yang videonya viral bersujud sebelum syahid
Para petinggi Zionis akan bahas Lebanon
Dilaporkan Al Jazeera pada Rabu, 3 Januari 2024, bakal ada pertemuan terkait situasi di Lebanon oleh Kabinet Perang 'Israel'. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh PM 'Israel' Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Pemimpin Oposisi Benny Gantz.
