Zionis ancam mengebom rumah sakit, petugas medis di Gaza menolak untuk meninggalkan para pasiennya

- 15 Oktober 2023, 07:02 WIB
Masyarakat di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Kamis (12/10/2023) membantu upaya penyelamatan para korban rentetan serangan udara Israel.
Masyarakat di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Kamis (12/10/2023) membantu upaya penyelamatan para korban rentetan serangan udara Israel. /ANTARA/Khaled Omar/Xinhua/tm/

WartaBulukumba.Com - Di tengah kota Gaza yang semakin kritis oleh serangan udara dalam sembilan hari ini, Dokter Nisreen al-Shorafa baru saja tidur selama kurang dari 10 jam selama tujuh hari terakhir.

 

Di Gaza, dokter berusia 30 tahun ini mengelola ruang gawat darurat di Rumah Sakit Al Awda di Tal al-Zaatar, antara Beit Lahia dan Beit Hanoun, dan dia tidak dapat mengingat kapan terakhir kali dia bekerja dengan lebih keras.

Dengan sepenuh hati membantu menyelamatkan orang-orang yang selamat dari serangan Israel yang tak henti-hentinya, dia mendorong dirinya lebih jauh dari yang dia kira bisa lakukan.

Baca Juga: Zionis akan menggempur Gaza melalui serangan darat

Pada hari Sabtu, rumah sakit mulai menerima panggilan peringatan dari militer Israel. Pesannya tegas dan menyeramkan: Rumah sakit harus dievakuasi karena akan dibom.

"Saya yakin mereka [tentara Israel] bangga dengan diri mereka sendiri, mengancam akan membom rumah sakit," kata perawat resident Asala al-Batsh, dikutip dari Al Jazeera pada Jumat.

"Mereka bersikeras bahwa semua orang dan segala sesuatu pindah. Seluruh personel rumah sakit, semua pasien, termasuk yang berada di ICU, dan jenazah di ruang mayat."

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x