Buntut liputan pengakuan Muslim Uighur, Netizen China serukan pengusiran jurnalis Inggris

6 Februari 2021, 14:19 WIB
DUA wanita Uighur melihat pagar keamanan yang menutupi Grand Baazar di Urumqi, Xinjiang dan dijaga ketat oleh petugas keamanan Tiongkok.* /AFP/Peter PARKS

WartaBulukumba - Sejumlah netizen China di jagad maya menyerukan pengusiran jurnalis BBC di Beijing. 

Seruan itu dipicu oleh kebijakan Ofcom Inggris mencabut lisensi CGTN, stasiun televisi berbahasa Inggris milik pemerintah China yang merupakan kembaran CCTV pada Kamis 4 Februari 2021.

Stasiun televisi CGTN dianggap dipengaruhi oleh redaksi yang terkait dengan Partai Komunis China. Pencabutan lisensi pun dilakukan Ofcom tanpa ampun.

Baca Juga: Jelajah Rasa ke Titik Nol Sulawesi di Bulukumba

Sebelumnya media Inggris BBC menayangkan liputan khusus soal pengakuan Muslimah Uighur yang pernah ditahan di kamp 'reedukasi' di Xinjiang, China.

Terungkap sederetan kisah pilu. Perempuan-perempuan Muslim Uighur itu mengaku menyaksikan, bahkan menjadi korban penyiksaan, pelecehan seksual, hingga pemerkosaan oleh polisi dan pria China dalam kamp tahanan.

Akibatnya, kemurkaan pun ditunjukkan Pemerintah China. Negara komunis itu tak terima dengan liputan BBC soal pengakuan Muslimah Uighur tersebut. Laporan BBC dianggap sebagai 'berita bohong' yang ingin menciptakan citra buruk dari kamp-kamp redukasi di Xinjiang, China.

Baca Juga: Joe Biden peringatkan Militer Myanmar: harus mundur

Dikutip WartaBulukumba dari Pikiran-Rakyat.Com dalam artikel berjudul "China Marah Besar Lihat Media Inggris Liput Pengakuan Muslimah Uighur: Korporasi Media Bermulut Busuk!", pernyataan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin soal laporan BBC soal Xinjiang itu menyebutkan 'seluruhnya tanpa dasar faktual'.

Wang menuding semua orang yang diwawancarai oleh BBC sebagai 'aktor yang menyebarkan informasi palsu'. Media yang disokong Partai Komunis China (PKC), The Global Times juga menuduh BBC 'melanggar etika jurnalistik'.

 

Beberapa menit kemudian, Menteri Luar Negeri China menuding BBC (British Broadcasting Corp), media nasional Inggris, telah menciptakan 'kabar bohong' terkait Covid-19.

Baca Juga: Obsesi Amerika Serikat Menantang Seterunya di Laut China Selatan

Menlu China mendesak BBC meminta maaf serta membuat pengakuan bahwa pihaknya telah mempolitisasi pandemi dan 'mengulang-ulang teori tentang sesuatu yang disembunyikan oleh China'.

BBC mengklarifikasi tuduhan tersebut. Media Inggris itu menyatakan semua yang mereka laporkan berdasarkan liputan yang adil dan tak memihak.

Secara terpisah, media Inggris Telegraph melaporkan adanya tiga mata-mata China yang diusir dari Inggris beberapa tahun ke belakang karena datang menggunakan visa jurnalisme.

Baca Juga: Sekjen Demokrat: Moeldoko terlibat langsung dalam upaya kudeta, ada panjar 25 persen

Media Pemerintah China juga meningkatkan serangan terhadap media Inggris selama beberapa pekan terakhir, menyinggung liputan Covid-19, Muslim Uighur di Xinjiang, dan Hong Kong.

"Saya menduga kuat BBC telah dihasut oleh badan intelijen AS dan Inggris," kata Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times.

"Mereka telah menjadi benteng pertahanan publik Barat dalam perang opini melawan China," cuitannya di Twitter.

Baca Juga: Kiper Ajax Amsterdam mengaku tak sengaja konsumsi obat mengandung zat terlarang

Serangan terhadap BBC pun semakin ganas pada Jumat 5 Februari 2021. Komentar pejabat Kemenlu China mendadak trending topic di Weibo, media sosial China.

"BBC tak sepatutnya berubah menjadi Bad-mouthing Broadcasting Corporation (korporasi media bermulut busuk)," tulis Jubir Kemenlu China Zhao Lijian.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-Rakyat.Com)

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler