Sungai dan sumur mengering di Bulukumba: Sepotong kisah kemarau di Swatani

- 14 September 2023, 19:39 WIB
Sungai dan sumur mengering: Sepotong kisah kemarau di Bulukumba.
Sungai dan sumur mengering: Sepotong kisah kemarau di Bulukumba. /Foto: Firman Djamal

WartaBulukumba.Com - Airnya sudah dangkal. Namun sumur kecil itu masih menjadi harapan bagi sebagian warga di kampung ini, bagian utara Kabupaten Bulukumba yang juga didera kekeringan dan krisis air bersih.

Tidak ada pilihan lain. Para warga di Desa Swatani, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulsel ini harus mengambil alternatif lain untuk mencuci, bahkan minum dan memasak.

Sinar matahari terik melukai tanah tandus, menciptakan lanskap kering yang tak berujung di pedalaman Bulukumba.  Musim kemarau telah menggenggam sungai-sungai dan sumur-sumur kehidupan di pelosok desa-desa seperti Swatani. 

Baca Juga: Angka kemiskinan di Bulukumba menurun tapi kian banyak pemudanya ke Morowali dan Malaysia

Sungai mengering di Desa Swatani
Sungai mengering di Desa Swatani Foto: Firman Djamal

Seorang penduduk Desa Swatani, Firman Djamal, menggambarkan masa-masa kejayaan sungai-sungai itu.

"Dulu, sungai-sungai di sekitar desa kami selalu mengalir sepanjang tahun. Kami mengandalkan air dari sungai untuk segala kebutuhan sehari-hari, mulai dari memasak hingga mandi," suaranya menyiratkan nostalgia, merindukan zaman ketika sungai-sungai itu adalah arteri kehidupan bagi komunitasnya.

Namun, ketika kemarau panjang melanda, sungai-sungai yang dulu deras mengalir, kini menyisakan dasar sungai yang retak dan kering. Masyarakat Desa Swatani seperti Firman Djamal harus menempuh perjalanan jauh ke hulu sungai untuk mencari air bersih yang menjadi kebutuhan mendasar mereka.

Baca Juga: Menyusuri Bulukumba dari cara warga Desa Salassae merawat lingkungan

"Kami sekarang harus berjalan jauh ke hulu sungai untuk mencari air bersih. Hal ini sangat merepotkan, terutama bagi para ibu yang harus membawa air untuk keluarganya setiap hari," keluh Firman Djamal saat dikonfirmasi WartaBulukumba.Com pada Kamis, 14 September 2023.

"Kami juga melihat sumur-sumur yang selama ini menjadi sumber air cadangan mulai kering. Situasinya semakin memburuk setiap harinya," tambahnya.

Cerita tentang krisis air bersih ini bukan hanya sekadar kelangkaan air. Ini adalah kisah tentang perjuangan sehari-hari yang harus dilalui oleh warga Desa Swatani dan banyak desa-desa sekitarnya. Mereka harus menghadapi pilihan sulit antara kelangsungan hidup dan kesejahteraan.

Baca Juga: Memotret salah satu wajah indah Bulukumba dari seberang Sungai Bijawang

Sungai-sungai yang kering telah membawa dampak serius pada kehidupan sehari-hari warga Desa Swatani. Mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan air bersih yang layak, dan ini menjadi salah satu tantangan terbesar mereka saat ini. Bukan hanya untuk diri mereka sendiri, namun juga untuk menyiram tanaman dan minuman ternak mereka.

Namun, cerita ini juga mencerminkan ketahanan dan semangat manusia dalam menghadapi tantangan alam. Masyarakat Desa Swatani terus beradaptasi dan mencari solusi untuk bertahan di tengah kemarau yang tak kunjung berakhir.

Krisis air yang tengah dihadapi oleh masyarakat Bulukumba, khususnya warga Desa Swatani, menyoroti pentingnya upaya pelestarian sumber daya air dan langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim.

Dalam kondisi cuaca yang semakin tidak dapat diprediksi, penyediaan akses yang lebih baik kepada air bersih dan sumber-sumber air alternatif menjadi sangat penting untuk menjaga kesejahteraan masyarakat.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah