WartaBulukumba.Com - Pemuda bertubuh ceking dengan dahi selalu berkerut itu tak bisa menyembunyikan wajahnya dari murung. Dalam sebuah kafe, di pinggir jalan poros Bulukumba-Sinjai, dia tampak tersenyum hambar saat mendengar bahwa data angka kemiskinan di Bulukumba menurun.
Di kafe sederhana yang terletak di utara Bulukumba ini, WartaBulukumba.Com mencoba berkenalan dengan pemuda ini. Namanya, sebut saja Aziz. Dia datang ke kafe ini bersama seorang temannya. Sebut saja namanya Riza.
Setelah menyeruput kopinya, Riza menyebut tentang data angka kemiskinan di Bulukumba saat membaca sebuah berita di sebuah media online. Aziz terlihat cengar cengir mendengarnya.
Baca Juga: Menyelami Bulukumba dari Sungai Anyorang dan Sungai Salajueng
Dia membacaya melalui sebuah gadget yang usianya sekitar 5 tahunan. Kacanya retak di sana sini. Tubuh Riza tampak tidak lebih gemuk dibanding Aziz.
"Angka kemiskinan Bulukumba menurun? Hahahaa! Ndak salah ji itu? Justru sekarang saya mau ke Morowali karena kemiskinan," ujar Aziz.
Mendengar ucapan Aziz, WartaBulukumba.Com mencoba menanyakan ihwal seputar rencana besar pemuda Bulukumba ini.
"Iye kak, susah sekali di sini pekerjaan kodong. Mau buka usaha, ndak ada modal. Keterampilan ada tonji iya tapi sulit kalau ndak ada koneksi," ungkapnya dengan mata sayu, lalu mengembuskan asap rokok dari bibirnya.
Baca Juga: Desa Salassae di Bulukumba bergerak menuju kemandirian energi