Dia menguraikan dalam sebuah artikelnya pada tahun 2013, Lemo-Lemo adalah kerajaan yang berada di bawah taklukan Kerajaan Gowa. Ketika Kerajaan Gowa berperang melawan Belanda, maka wilayah Kerajaan Lemo-Lemo juga menjadi salah satu basis perlawanan dan pertahanan.
Lemo-Lemo adalah pusat Kerajaan Lemo-Lemo. Sebagai sebuah daerah taklukan, Lemo-lemo berkewajiban untuk menyediakan armada bagi Kerajaan Gowa.
Baca Juga: Lebih dari destinasi wisata, Mangrove Luppung Manyampa bisa menjadi pusat riset lingkungan
Terlepas dari kedua versi tersebut soal status Kerajaan Lemo-Lemo di masa silam yang jelas Lemo Lemo adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dalam sejarah kejayaan maritim di Nusantara beberapa abad silam.
Lantaran masyarakat Lemo-Lemo mewarisi keahlian membuat perahu. Hingga kini keahlian membuat perahu masih dapat dijumpai di Lemo-Lemo. Meski intensitasnya tidak seperti halnya di Tanah Beru.
Beberapa makam para raja Lemo-Lemo menjadi bukti bahwa di tempai ini dulunya pernah berdiri sebuah kerajaan yang memegang peranan penting dalam sejarah kemaritiman Nusantara.
Makam para pembesar Kerajaan Lemo-Lemo yang terdapat di antara semak-semak hutan di tepian Pantai Lemo-Lemo juga merupakan aset budaya sekaligus wisata sejarah.***