WartaBulukumba.Com - Hutan heterogen menjadi pengawal bagi Pantai Lemo Lemo di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Berpasir putih dan memiliki tanah merah melingkar yang unik, serta mata air tawar di tepi pantai yang menjadi sumber kehidupan bagi penduduk sekitar.
Menjelajah lebih jauh, kita akan menemukan gua dengan mata air tawar dan jernih, serta sisa-sisa benteng istana dan Benteng Karampuang yang mengungkap kisah pertahanan Lemo Lemo dari serangan Belanda.
Pantai Lemo Lemo memiliki hubungan sejarah erat dengan Kerajaan Gowa, baik sebagai daerah taklukan atau sebagai bagian dari aliansi pertahanan dan maritim.
Baca Juga: Telaga Biru Ere Manerang: Epik keindahan tersembunyi di Bulukumba
Meriam Portugis dan ranjau laut Rusia
Di sebuah halaman rumah warga, terpancang dua benda bersejarah: sebuah meriam Portugis dari abad ke-16 dan ranjau laut yang diduga berasal dari Rusia tahun 1927. Keberadaan mereka bukan hanya sebuah pajangan, tetapi simbol kuat dari perjalanan panjang kawasan ini melintasi zaman.
Meriam Portugis, yang pernah berfungsi sebagai benteng pertahanan dari serangan suku kanibal di masa lalu, kini menjadi saksi bisu kemajuan dan perubahan di Pantai Lemo Lemo. Benda ini merupakan warisan dari era ketika Portugis berusaha mendominasi perdagangan rempah-rempah dan menyebarkan agama Katolik di Nusantara.
Mereka, sebagai bangsa Eropa pertama yang mencapai Kepulauan Nusantara, membawa kemajuan dalam navigasi, pembuatan kapal, dan persenjataan, dan meninggalkan jejak yang masih bisa kita saksikan hingga hari ini.
Baca Juga: Monumen alam penjaga horison Bulukumba: Batu Tongkarayya yang selalu menantang para petualang