Atasi krisis iklim, Singapura membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung di laut

- 8 Maret 2021, 22:25 WIB
Ilustrasi panel surya.
Ilustrasi panel surya. /Pixabay/andreas160578

Dengan ruang terbatas, bersama dengan kurangnya pilihan untuk tenaga air dan tenaga angin, Singapura telah menghadapi tantangan logistik dalam mendorong energi terbarukan.

Kelompok advokasi lingkungan telah lama menuduh negara tersebut gagal berbuat cukup untuk mengatasi perubahan iklim, bahkan ketika kenaikan permukaan laut telah menjadi ancaman yang semakin besar bagi masa depan Singapura.

Baca Juga: Vaksin Nusantara tak ada koordinasi bagai ilusi, UGM tarik diri

Climate Action Tracker (CAT) mengatakan dalam analisisnya bahwa meskipun Singapura telah memperkuat upayanya untuk memerangi perubahan iklim, targetnya pada tahun 2020 dan 2030 "lemah".

"Singapura memperbarui target 2030 pada Maret 2020, tetapi target yang diperbarui bukanlah peningkatan aksi iklim, bertentangan dengan persyaratan Perjanjian Paris untuk meningkatkannya," catat CAT di situsnya.

Lebih lanjut, CAT mengatakan bahwa sementara Singapura merilis strategi pembangunan rendah emisi jangka panjang pada bulan April tahun lalu, yang bertujuan untuk mengurangi separuh emisi dari puncaknya pada tahun 2030 pada tahun 2050, rencana tersebut “menunjukkan kurangnya komitmen untuk mencapai emisi nol-bersih, yang bertujuan untuk mencapai nol bersih 'secepat mungkin' di 'paruh kedua abad ini'.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x