Pasukan zionis menargetkan fasilitas sipil, rumah sakit, rumah ibadah, sekolah, tempat pengungsian, dan rumah-rumah warga sipil yang seharusnya patut dilindungi, namun menjadi sasaran serangan udara, darat, dan laut pasukan IDF sejak pecah perang 8 Oktober 2023, sehari setelah serangan "Badai Al-Aqsa".
Sekitar 100 pasukan keamanan PBB yang bertugas di Yerusalem pun dibantai oleh pasukan Zionis yang memang kesetanan menyerang apa saja yang dianggap menghalangi aksi militernya.
Jumlah Korban 147 Hari Perang
Merujuk data dari Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, mencatat setidaknya ada 13.300 korban meninggal, termasuk 5.600 anak-anak, dan 3.550 wanita. Angka ini naik 300 jiwa dari hari sebelumnya.
Belum termasuk korban luka-luka diperkirakan lebih 30.000 orang, dengan sekitar 75% diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Dan laporan orang yang dinyatakan hilang sekitar 6.000 orang di Gaza. Sementara di Tepi Barat, tercatat 217 orang meninggal, termasuk 50. Lebih dari 2.750 luka-luka
Di wilayah Palestina terjajah yang diduduki Zionis teroris, pada 10 November, para pejabat penjajah 'Israel' merevisi jumlah korban 'pemukim haram' yang tewas dari 1.405 menjadi sekitar 1.200 orang. Sementara luka-luka sebesar 5.600 orang.
50 Jurnalis Korban Perang
Dilaporkan sekitar 50 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.
Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 43 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon telah terbunuh.
Jurnalis yang terbunuh itu, sebagian besar dalam menjalankan tugasnya, meliput di medan perang, terkhusus jurnalis Gaza mereka juga korban brutal serangan udara pasukan Yahudi.