Pelebaran jalan Desa Lembanna menuju Lembah Ramma dinilai bisa merusak hutan lindung

17 Januari 2023, 18:43 WIB
Lembah Ramma /Smartcity.gowakab.go.id

WartaBulukumba - Rimbun hijau pepohonan dan udara sejuk akan menyapa sesiapa pun yang datang untuk berpelukan dengan Lembah Ramma.

Lembah Ramma berada tepat di kaki Gunung Bawakaraeng, salah objek wisata alam yang sering dikunjungi di Sulawesi Selatan. 

Lokasi pendakian Lembah Ramma berada di Kecamatan Malino, Kabupaten Gowa.

Baca Juga: LSM PILHI desak Shopee berantas akun penipu berkedok jualan online, salah satunya akun Risma Grosir 25?

Jika Anda meluncur dari Makassar maka Anda harus menapaki rute ke Malino. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekira dua jam perjalanan. Lalu perjalanan masih harus dilanjutkan menuju Desa Lembanna.

Pelebaran Jalan Desa Lembanna Menuju Lembah Ramma

Andi Fuad Abbas kecewa berat. Tetiba dia dihadang sekelompok orang yang menutup jalur menuju desa Lembanna, Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa pada Sabtu, 14 Januari 2023.

"Mau kemana pak?" tanya seorang di antara mereka.

Baca Juga: Membangun perumahan dekat Masjid DHT Manggala Makassar, PILHI somasi developer dengan alasan ini

"Kami mau ke Lembah Ramma," balas Andi Fuad.

"Tidak bisa lewat pak," ujar Andi Fuad menirukan ucapan orang yang melakukan penutupan jalan tanpa menjelaskan alasannya.

Sebelumnya, viral di media sosial soal pelarangan pendakian atau ke lembah Ramma karena faktor cuaca pada pengujung tahun 2022.

Andi Fuad pun tidak ingin merusak suasana riang di hari libur, dan akhirnya mengalah dengan memilih spot lain di kawasan obyek wisata Malino.

Baca Juga: Terduga korupsi di Bank Kaltimtara masih berkeliaran, LSM PILHI geram: 'KPK lamban!'

Sabtu, pekan lalu, sejatinya ia bersama istrinya hendak menuju lembah Ramma, karena sudah puluhan tahun tidak ke sana.

"Saya sangat rindu dengan lembah Ramma, suasana alam, pemandangan, bintang kelap-kelip di malam hari, kabut, dan dingin serta ketenangan di kaki gunung Bawakaraeng," ujar Andi Fuad pada Senin, 16 Januari 2023 di base camp BRo Outdoor, jalan Politeknik Tamalanrea Indah.

Berdasarkan hasil penelusuran media ini, ternyata ada pelebaran jalan dari Lembanna menuju lembah Ramma, sudah berlangsung dari tahun 2015 silam.

Baca Juga: Gerakan tanam pohon kolaborasi PILHI dengan KKB-Taman Makassar Indah

Menurut Awal, warga lokal yang ditemui media ini, ia heran kenapa ada pelebaran jalan di kampungnya, padahal ini khusus jalur pendakian atau ke lembah Ramma.

"Awalnya pelebaran jalan hanya satu meter, namun saat ini menjadi lebih lebar lagi," ujarnya dengan cemas.

LSM PILHI Sebut Pelebaran Jalan Melabrak Kawasan Hutan Lindung

Terkait pelebaran jalan di Lembanna menuju lembah Ramma, juga turut dikomentari oleh LSM Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI). Menurut Direktur Eksekutif LSM PILHI, Syamsir Anchi, pelebaran jalan itu melabrak kawasan hutan lindung, kebun warga, hutan pinus, lereng gunung.

"Kami harus cari tahu dulu, karena ini tidak gampang mengeluarkan izin pemanfaatan hutan, apalagi masuk kawasan hutan lindung, hutan pinus, lereng gunung," terang Anchi, sapaan akrabnya.

"Apakah ada izin atau tidak? Atau pengalihan fungsi hutan, kita lihat saja nanti, kami akan berkirim surat kepada kementerian KLHK, dan instansi terkait.

Secara gamblang, Anchi menjelaskan, soal aturan mengenai pemanfaatan hutan yang diatur pada Permen LHK nomor 27 tahun 2018 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

Kalau ada izinnya, ini sangat disayangkan, mengingat lingkungan di sekitar desa Lembanna dan lembah Ramma memiliki histori tersendiri bagi warga lokal, dan para pecinta alam, kalau tidak ada izinnya, maka harus segera distop, masuk ranah pidana, bisa pelaporan di kepolisian maupun kejaksaan.

Ia juga mempertanyakan studi kelayakan, dan hasil analisis dampak lingkungan atas pelebaran jalan di desa Lembanna menuju Ramma. Ini rawan longsor, keselamatan jauh lebih utama daripada ambisi bisnis.

Syamsir Anchi berspekulasi, menduga ada investor yang hendak menanam modal di lembah Ramma, karena keindahan alamnya, sehingga bisa saja kelak kendaraan roda empat sudah sampai di lembah Ramma, tanpa bersusah-payah menempuh dengan berjalan kaki dari desa Lembanna yang kurang lebih ditempuh empat jam perjalanan menuju lembah Ramma.

Bukan tanpa alasan, kini di kawasan obyek wisata Malino, sudah berjejer villa di pinggir jalan, pun dekat pohon pinus sebagai geliat bisnis.

Tidak menutup kemungkinan, pemodal nanti pun akan membangun villa di lembah Ramma yang dapat merubah, merusak tatanan lingkungan yang alami.

Ia akan mengajak semua Komunitas Pencinta Alam (KPA) se-Sulsel, dan pendaki serta warga lokal untuk mempertahankan kemurnian alam desa Lembanna hingga ke kaki gunung Bawakaraeng tanpa merubah, merusak ekosistem alam di lembah Ramma, dan sekitarnya.

"Kita butuh kelestarian alam, bukan hanya sekadar slogan saja, demi masa depan generasi mendatang," tandas Anchi.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler